TERNATE, NUANSA – Komunitas Inkubator Space menggelar talkshow dan sharing gastronomi di Benteng Oranje, Kota Ternate, Selasa (29/10). Talkshow ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Sekda Kota Ternate Rizal Marsaoly, Ketua Komunitas Cengkih Afo dan Gamalama Spices (CAGS) Kris Syamsudin, dan Anggota Kurator Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) I. B Karyanto.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Komunitas Inkubator Space dan Pekan Kebudayaan Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ketua Komunitas Inkubator Space, Zandry Aldrin, mengatakan kegiatan yang diikuti 40 anak muda ini penting dilakukan sebagai upaya merawat gastronomi lokal di Kota Ternate.
“Acara ini bertujuan merawat potensi gastronomi yang torang punya di Ternate. Kebetulan hari ini dengan tangan stakeholder dan komunitas, kita sama-sama berkomitmen untuk memulai pelestarian gastronomi di Kota Ternate,” ucap Zandry.
Pihaknya berharap, ke depannya kegiatan ini bisa menjadikan Ternate sebagai kota kreatif dunia. Untuk sampai ke tahap itu, dibutuhkan banyak arsip-arsip lokal yang menceritakan tentang gastronomi.
“Kegiatan ini sudah tiga hari dilakukan. Hari pertama di Cengkih Afo, di sana dilakukan pelatihan memasak rimo–rimo. Kemudian di rumah Soa, kita workshop masak saro–saro, dan hari ini kita buat talkshow untuk berdiskusi, berbagi, dan sharing tentang potensi-potensi yang kita miliki dan apa yang harus kita lakukan,” paparnya.
Sementara itu, Anggota Kurator PKN, I. B Karyanto berkomitmen akan melakukan perlindungan dan merawat kearifan lokal yang ada.
“Karena konsep PKN pendekatan perlindungan, jadi kita akan merawat apa yang ada di daerah dan ternyata di Ternate ini banyak sekali kelompok masyarakat kolektif yang merawat kegiatan-kegiatan kultural, tradisi dan kearifan lokal,” ucapnya.
“Ini merupakan kegiatan masyarakat dalam merawat tradisi. Nanti dari sini kita akan berusaha sebisa mungkin untuk merawat lalu kemudian dikembangkan,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, menambahkan kegiatan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia. Untuk Provinsi Maluku Utara, kata dia, telah dilaksanakan di Ternate yang digagas Komunitas Inkubator Space dengan tema ‘Klinik Gastronomi’.
“Kegiatan ini sangat penting bagi pemerintah kota untuk penguatan city branding Ternate sebagai kota rempah. Kami juga berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan RI karena Ternate ditunjuk sebagai pusat event ini,” kata Rizal.
Rizal menegaskan, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kolaborasi antara pemerintah dan komunitas terus dilakukan, sehingga pembahasan city branding tidak hanya sebatas tagline, tapi memperkuat ekosistem simpul kreatif di Ternate untuk lebih eksis dalam menceritakan terkait rempah-rempah.
Pada tahun 2024, tambah Rizal, ada beberapa kegiatan yang didorong pemerintah untuk memperkuat city branding, seperti peta rempah yang mengarah pada penguatan branding Ternate.
“Kegiatan gastronomi ini ditargetkan dua tahun lagi masuk UNESCO kreatif atau city network, supaya masuk jejaring kota kreatif UNESCO. Karena itu, kekuatan untuk menjual branding ini dilakukan dengan memperkuat tradisi di kalangan masyarakat menengah bawah,” pungkas Rizal. (udi/tan)