Daerah  

Warga Keluhkan Penerapan e-Ticketing di Armada Semut, Minta KSOP Ternate Kaji Kembali

Antrean warga di Armada Semut saat membeli tiket berbasis online. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Penerapan tiket elektronik (e-ticketing) untuk jasa transportasi speedboat di Armada Semut Mangga Dua, Kota Ternate, mendapat keluhan warga, baik penumpang maupun motoris yang hendak menuju Sofifi.

Ini karena penerapannya dianggap menimbulkan masalah dan memperlambat pelayanan, sehingga perlu diatensi serius. Karena itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate diminta penerapan sistem tiket berbasis online ini perlu dikaji kembali.

Salah satu penumpang mengaku, penggunaan e-ticketing yang diterapkan di Armada Semut seharunya lebih mempermudah dan memberikan kenyamanan bagi penumpang. Namun nyatanya, dia selaku pengguna jasa transportasi laut itu merasa direpotkan dengan tiga kali antrean untuk tahapan scan barcode dimulai dari loket, pintu masuk ruang tunggu, dan area jembatan yang dinilai sangat merepotkan dan rancu.

Menurutnya, sebagai pengguna kapal cepat jenis speedboat, tentunya membutuhkan kecepatan pelayanan dan akurasi waktu keberangkatan. Namun pemberlakukan scan barcode secara berulang, baik pada pintu masuk ruang tunggu hingga di atas jembatan menjadikan terhambatnya proses keberangkatan penumpang.

“Sebagai pengguna, saya berharap pihak Kantor KSOP Kelas II Ternate dan pihak Koperasi Mutiara dapat meninjau kembali pemberlakuan scan barcode di pintu masuk ruang tunggu. Sebab pengguna jasa speedboat berbeda dengan kapal laut seperti Feri,” ujar dia yang enggan disebut namanya, Rabu (6/11).

“Kemudian, kelayakan jembatan speedboat harus diperhatikan terlebih dahulu. Sebab penumpang yang baru datang dari Sofifi diarahkan berjalan memutar begitu jauh dan beratapkan langit. Jadi jika hujan dan terik panas, penumpang begitu kesulitan untuk membawa barang bawaan,” sambungnya.

Sementara itu, salah satu juragan speedboat menyesalkan pemberlakuan scan barcode pada pintu masuk yang dinilai memberi dampak negatif bagi ABK dan juragan. Sebab, bagi dia, pemberlakukan scan barcode menyulitkan akses penumpang yang hendak menyewa atau mencarter speedboat.

“Penumpang yang bermaksud mencarter speedboat disuruh berputar jauh tanpa diberikan akses masuk melewati pintu gerbang ruang tunggu,” katanya.

Ia menyarankan, penggunaan scan barcode sebaiknya digunakan secara menyeluruh di pelabuhan lain. Misalnya, pelabuhan Dufa-dufa, pelabuhan Kota Baru, pelabuhan Gamalama, dan pelabuhan Bastiong. Jika tidak, tentu akan berdampak pada kecenderungan penumpang yang lebih memilih pelabuhan lain, karena akses yang mudah dan tidak ribet.

“Kami berharap syahbandar dan Koperasi Mutiara lebih memperhatikan juga kepentingan anggota keagenan yang merasa kesulitan saat pemberlakuan scan barcode di Armada Semut Mangga Dua,” tandasnya. (tan)

Exit mobile version