JAILOLO, NUANSA – Direktur Utama RSUD Jailolo, dr Novimaryana Drakel, angkat bicara terkait satu pasien yang sebelumnya dirawat di rumah sakit setempat meninggal dunia. Menurutnya, pasien atas nama Agnes Clarita May mengalami kanker darah leukemia. Pasien tersebut dirawat di RSUD Jailolo kurang lebih empat hari.
“Pasien itu didiagnosa leukemia+CKD (gagal ginjal). Leukemia adalah jenis kanker yang terjadi pada sel darah. Ia dirawat kurang lebih 4 hari, namun dikeluarkan paksa oleh pihak keluarga,” jelas Novi, Kamis (5/12).
Novi menjelaskan, pada saat pasien masuk mengalami trombositopenia, membutuhkan transfusi PC (Platelet Concentrate) atau Konsentrat Platelet yang menggunakan kantong khusus. Ini berbeda dengan PRC (Packed Red Cells) atau sel darah merah atau transfusi WB (Whole Blood) atau darah utuh yang selama ini digunakan pada pasien anemia lainnya.
“Jadi pasien itu butuh kantong darah triple yang khusus. Dimana kantong memisahkan darah utuh menjadi tiga komponen. Jadi bukan kantong biasa yang ada di RSUD saat ini,” jelasnya.
Karena itu, pihak RSUD Jailolo memberikan edukasi kepada keluarga pasien agar pasien dirujuk ke Manado. Namun keluarga pasien menolak dan ingin pasien tersebut dikeluarkan sehingga keluarga pasien menandatangani surat pernyataan keluar paksa.
“Para dokter telah memberikan edukasi karena pasien ini didiagnosa gagal ginjal dan leukemia dan itu membutuhkan penanganan khusus dan tidak bisa penanganan di sini (RSUD Jailolo), harus penanganan lanjut di Manado. Namun keluarga pasien menolak rujukan dan meminta pulang paksa dari RSUD dan surat pernyataan keluar paksa itu ditandatangani langsung oleh orang tua pasien,” ujar Novi.
Selepas itu, Agnes dirawat di kediamannya usai pihak keluarga membawanya pulang ke rumah. Namun tak berselang lama, Agnes meninggal dunia.
Menindaklanjuti itu, Novi memutuskan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di setiap ruangan pasien pelayanan. Novi menjelaskan, sidak ini dilakukan untuk memastikan pelayanan berjalan lancar serta tidak ada keluhan dalam pelayanan yang kurang efektif dan harus berjalan sesuai SOP yang diterapkan RSUD Jailolo.
“Saya mau lihat langsung pelayanan terhadap pasien. Begitu juga dengan kebutuhan obat-obatan di RSUD Jailolo,” ujar Novi.
Novi berharap, hal positif dalam pelayanan harus terus dipertahankan oleh tenaga medis maupun dokter dengan maksimal, karena pelayanan bermutu menjadi hal utama dari tenaga medis.
“Pelayanan medis merupakan hal utama yang harus dilakukan para petugas terhadap pasien di RSUD Jailolo,” pungkasnya. (adi/tan)