Daerah  

IMM Desak Bupati Halbar Copot Kadis Perindagkop

Ikfan Pina. (Istimewa)

JAILOLO, NUANSA – DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku Utara menyoroti aksi pemukulan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Perindagkop Halmahera Barat terhadap warga yang memprotes kelangkaan minyak tanah di depan kantor Perindagkop, Rabu (8/1).

Ketua Bidang Hikma, Politik dan Kebijakan Publik DPD IMM Malut, Ikfan pina, mendesak agar Bupati James Uang mencopot Kadis Perindagkop yang melakukan aksi pemukulan terhadap warga yang menyampaikan aspirasi. Menurutnya, aksi unjuk rasa telah diatur dalam UU nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekan menyampaikan pendapat di muka umum.

“Oleh karena itu, tidak seharusnya seorang pejabat, apalagi sebagai kepala dinas mengambil tindakan barbarian seperti itu dan seharusnya menanggapi yang selayaknya,” ujarnya.

Menurutnya, tindakan Kadis Perindagkop seperti itu merupakan tindakan yang tidak terpuji yang justru mencoreng nama baik Pemkab Halbar.

“Kadis Perindagkop telah mencoreng nama baik lembaga Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dengan tindakan yang tidak terpuji. Untuk itu, kami mendesak Bupati Halbar untuk memecat Kepala Dinas Perindagkop. Selain itu, penegak hukum dalam hal ini polisi juga harus memeriksa dan memberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tandas Ikfan.

Sebelumnya, seorang warga Desa Gufasa, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, bernama Hardi Jafar dipukuli Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Demisius O Boky saat memprotes kelangkaan minyak tanah di wilayah Halbar.

Hardi mengaku, mulanya ia seorang diri mendatangi kantor Perindagkop Halbar, Rabu (8/1). Ia datang membawa pengeras suara megafon dan sejumlah pamflet tuntutan.

“Sekitar pukul 10.00 WIT, saya datang ke kantor mau aksi, tujuan saya mempertanyakan kelangkaan minyak tanah dan ada dugaan pungli salah satu pejabat dinas ke pengecer,” ucap Hardi.

Ia mengatakan, saat datang, Kepala Dinas Perindagkop belum ada di lokasi. Beberapa saat kemudian, Demisius tiba dan ketika itu Hardi ingin memasang pamflet di sejumlah jendela.

“Saya mau pasang pamflet tuntutan, tapi dilarang kadis. Tapi akhirnya bisa pasang. Sehabis itu, saya mau taruh di lantai, tapi dilerai staf. Dia (kadis) suruh copot saya punya pamflet itu. Ketika mau copot itu, saya dorong dia punya staf,” ungkapnya.

Saat itu, Demisius naik pitam dan langsung memukul Hardi berkali-kali. Seorang staf mencoba melerai, tapi justru makin membuka kesempatan pejabat tersebut menghantam wajah Hardi. (tr1/tan)

Exit mobile version