DARUBA, NUANSA – Kepala PT Harta Samudera Kabupaten Pulau Morotai, I Made Malihartadana, merespons sejumlah keluhan nelayan tuna terkait sistem checker yang dinilai merugikan pihak nelayan. I Made mengaku, memang awalnya komitmen perusahaan melakukan proses identifikasi mutu daging tuna segar langsung di lapangan dan/atau di lokasi saat hasil tangkapan dilabuhkan. Namun, pihak perusahaan juga mempunyai rantai pasok distribusi ikan ke pabrik.
“Karena ada perjanjian antar supplier juga kita tidak langsung terjun ke nelayan, karena kita itu berada pada posisi sebagai pabrik. Karena rantai pasoknya sudah ada nelayan, ada supplier dan juga ada pembinaan, misalnya dari perusahan bina ke supplier, dan supplier ke nelayan,” jelas I Made kepada Nuansa Media Grup (NMG), Senin (12/5).
“Akhirnya di pabrik sini ada yang namanya penurunan mutu, makanya dari situlah kami butuh banyak komunikasi lagi karena kalau dengan sistem begini, kita dari perusahan juga tidak bisa mengatakan bahwa kualitas ikan masih bagus,” sambungnya.
Pihaknya telah meminta keterangan lanjutan kepada nelayan dan supplier-nya terkait keluhan tersebut yang disampaikan kepada bupati dan wakil bupati Morotai baru-baru ini.
“Cuma dia bilang sebenarnya dia tidak masalah kalau supplier itu checker di lapangan itu sudah putus atau tidak lagi menerima informasi dari pabrik. Makanya saya bilang masing-masing supplier itu beda-beda perjanjian bagaimana sama nelayan itu saya juga kurang tahu,” ujarnya.
Ia juga telah meminta klarifikasi ke pihak supplier-nya terkait grade ikan yang ditetapkan lebih banyak yang berkualitas lokal dari hasil tangkapan nelayan. Selain itu, ia juga meluruskan informasi terkait harga beli ikan tuna di PT Harta Samudera Morotai.
“Kemudian harga ikan yang Rp37 ribu itu karena setahu saya harga ikan itu kalau tidak salah Rp42 ribu kalau di supplier, karena Harta Samudera tidak pernah mengeluarkan harga begitu. Kalau di kita Rp46 ribu per kilo untuk yang harga masuk,” terangnya.
Sementara itu, untuk harga beli ikan tuna dengan grade lokal sendiri, I Made tak merincinya secara jelas.
“Kita kalau lokal sebenarnya tidak mau menjamin kalau ikan itu lokal, saya mau ikan itu masuk. Karena yang lokal itu tidak bisa dijual. Sekarang saja saya di sini yang lokal itu ada tiga kontainer belum terkirim. Itu belum bisa dijual, jadi tidak segampang apa yang orang bilang,” kata dia.
“Makanya segala sesuatu yang kita mau itu harga itu bagus atau tidak kan alternatif lagi. Maksudnya, saya tidak bisa bilang Harta Samudera punya harga bagus tapi di tempat lain saya tidak tahu juga harga berapa, tapi kalau sementara hitung-hitungan yang kemarin ada persaingan dagang Amerika-China jadi ada penurunan harga,” pungkasnya. (ula/tan)