Daerah  

Kisah Amos Hulahi, Guru Honorer Puluhan Tahun yang Kuliahkan Anak hingga Jadi Dosen

Amos Hulahi bersama istri dan anak-anak. (Istimewa)

LABUHA, NUANSA – Kisah Amos Hulahi, seorang guru honorer berusia 55 tahun asal Desa Lalubi, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, mengundang perhatian publik. Ia mengabdikan diri sebagai guru SMA Negeri 4 Halmahera Selatan sejak 2002.

Menjadi guru honorer selama puluhan tahun bukanlah perjalanan mudah bagi Amos. Ia berjalan kaki sejauh 5 kilometer setiap hari melintasi pantai dan melewati lima sungai untuk mengajar di Desa Maffa, Kecamatan Gane Timur. Baru pada 2016, ia bisa menggunakan kendaraan setelah jalan aspal dibangun. Meski gaji honorernya terbilang sangat kecil dan pernah tidak dibayar selama 8 bulan, ia tak pernah mengeluh.

Pendapatannya kadang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membiayai pendidikan kedua anaknya. Meskipun begitu, Amos tetap setia mengabdi sebagai guru honorer di Desa Maffa.

Pria kelahiran 18 Juni 1970 ini menikah dengan seorang perempuan bernama Hana Nagara, wanita asal Desa Tobaru. Keduanya dikaruniai dua orang anak, perempuan dan laki-laki. Meskipun hanya berstatus sebagai guru honorer, Amos sukses menyekolahkan anaknya hingga pendidikan perguruan tinggi.

Anak pertama bernama Ekklesia Hulahi, lulusan magister (S2) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2023. Bahkan, Ekklesia pernah menjadi dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Halmahera (UNIERA). Sedangkan Nokiskar Samuel Hulahi adalah sarjana (S1) lulusan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) tahun 2025 (berencana melanjutkan S2 di Jakarta).

Tak sampai di situ, Amos terus bertekad untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Ketekunan yang akhirnya berbuah manis meski gagal dalam seleksi K2 Halsel (2016), Amos tidak menyerah. Pada 2025, ia akhirnya lulus seleksi PPPK dan sedang menunggu gaji pertamanya yang akan dibayar mulai Oktober 2025.

“Sejak pengumuman kelulusan, saya tidak lagi menerima insentif honor daerah, sehingga keluarga kami saat ini hanya mengandalkan penghasilan dari jualan roti yang dilakukan istri. Saya menyekolahkan anak-anak dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, namun saya tetap berkomitmen mendukung pendidikan anak-anak. Apalagi anak pertama telah menyelesaikan S2, sementara anak kedua berencana melanjutkan studi pascasarjana di Jakarta” ucap Amos, Sabtu (21/6).

Ia menambahkan, saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Desa Lalubi, dan akan pamit undur diri karena SK PPPK-nya sudah diterima dan menunggu gaji pada Oktober 2025. Amos menjadi inspirasi banyak orang, karena berkat keteguhan, kesabaran dan kejujurannya.

“Perjuangan hidup memang berat, tapi selama ada tekad dan kerja keras, Tuhan pasti buka jalan,” tandas Amos. (tan)

Exit mobile version