DARUBA, NUANSA – DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pulau Morotai memastikan flyer berisikan narasi “anggaran musda 50 juta gaib” adalah hoaks. Dalam flyer yang beredar di media sosial itu juga menyebutkan, anggaran musda yang bersumber dari hibah dan beberapa donatur berkisar Rp50 juta raib tanpa kejelasan.
Menanggapi itu, ketua panitia musda Ikfan Pina menegaskan, anggaran hibah yang dialokasikan Pemkab Morotai untuk KNPI hanya senilai Rp25 juta. Anggaran tersebut, kata Ikfan, akan dipertanggungjawabkan ke Pemda melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
“Jadi anggaran hibah 2025 untuk KNPI itu besarannya hanya Rp25 juta. Anggaran itu yang dipakai saat pelaksanaan musda KNPI, sisanya bersumber dari partisipasi beberapa pimpinan OPD Pemkab Morotai yang juga sesepuh DPD KNPI Morotai, sehingga totalnya Rp29 jutaan, bukan Rp50 juta. Jadi jangan menyebar informasi palsu ke publik,” tegas Ikfan kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (24/6).
Ia menegaskan, pelaksanaan Musda DPD KNPI Morotai yang berlangsung pada 19 Juni 2025 sukses digelar. Dan kandidat Julkifli Samania terpilih sebagai ketua formatur periode 2025-2028. Namun sayangnya, kata Ikfan, di akhir kegiatan polemik internal panitia soal anggaran pelaksanaan musda tersebar ke publik, dan tentunya merugikan panitia pelaksana karena ulah oknum-oknum yang menyebarkan informasi hoaks tersebut.
Sementara itu, karateker Ketua KNPI Morotai, Handi Ashar, menambahkan seharusnya pelaksanaan musda KNPI disambut dengan riang gembira dan penuh rasa syukur, karena Pemkab Morotai juga sangat antusias dengan pelaksanaan musda ini.
“Apalagi kita difasilitasi banyak hal dan pak bupati sendiri juga sangat paham akan dinamika KNPI, karena beliau juga pernah ber-KNPI tingkat provinsi di masa kepemimpinan mendiang Wali Kota Ternate Syamsir Andili. Jadi informasi hoaks soal dana Rp50 juta yang disebarkan di seluruh media sosial oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu tidak benar,” tegas Handi.
“Sekarang eranya kolaborasi, pemuda bersatu untuk kepentingan daerah, khususnya Kabupaten Pulau Morotai, dan itu yang paling penting. Jangan hanya karena berharap uang rokok di akhir kegiatan, lalu pemuda seakan-akan kehilangan akal sehat,” sambungnya mengakhiri. (tan)