Daerah  

Wamen Viva Yoga Resmikan Bendungan Beringin Agung di Halut 

Peresmian Bendungan Beringin Agung di Kao Barat, Halmahera Utara. (Istimewa)

TOBELO, NUANSA – Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, meresmikan Bendungan Beringin Agung yang terletak di Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Rabu (16/7). Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita.

Dalam sambutannya, Viva berharap Bendung Beringin Agung dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memperluas lahan tanam, serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat transmigran dan warga lokal.

Menurutnya, kawasan transmigrasi harus berkontribusi dalam membangun swasembada pangan, khususnya untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai (pajale). Dengan adanya bendung ini, diharapkan produksi gabah kering panen yang sebelumnya rata-rata 5,8 ton per hektare dapat meningkat, sehingga memungkinkan petani panen dua kali dalam setahun.

“Kementerian Transmigrasi dalam Kabinet Indonesia Maju diberikan amanat untuk menjaga integrasi nasional, mempererat rasa kebangsaan, serta mengentaskan kemiskinan,” ujar Viva.

Ia menambahkan, melalui program reforma agraria, yakni pemberian lahan kepada kepala keluarga transmigran, diharapkan terjadi peningkatan pendapatan keluarga, tercipta pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, dan mendukung kedaulatan pangan nasional.

“Program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian akan terus didorong. Kementerian Transmigrasi juga telah menjalin MoU dengan Kementerian Pertanian. Jadi kebutuhan seperti benih, bibit, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), dan sarana pendukung lainnya dapat diajukan melalui pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,” tambahnya.

Selain meresmikan bendungan, Wamen juga menyaksikan penanaman padi perdana di area persawahan sekitar bendungan sebagai simbol dimulainya pemanfaatan infrastruktur irigasi untuk mendukung ketahanan pangan di kawasan transmigrasi.

Viva menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi agar pengembangan kawasan transmigrasi, khususnya di sektor pertanian, dapat segera terealisasi karena anggarannya sudah tersedia.

“Sekarang ini ada perubahan paradigma. Transmigrasi tidak hanya sekadar memindahkan penduduk, tetapi juga fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat transmigran melalui pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Halmahera Utara, Piet Hein Babua, menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi para petani di kawasan transmigrasi Desa Toliwang, terutama terkait infrastruktur jalan menuju area persawahan dan pemukiman.

Ia juga meminta dukungan pengadaan alat mesin pertanian, karena alsintan yang ada saat ini belum mencukupi kebutuhan seluruh lahan.

Bupati menjelaskan, kawasan transmigrasi di Halmahera Utara dibentuk berdasarkan SK Kementerian Desa Tertinggal Nomor 118 Tahun 2018, mencakup Desa Toliwang yang meliputi Kecamatan Kao Barat, Kao Utara, Tobelo Barat, dan Tobelo Timur. Fokus pengembangannya meliputi sawah, palawija, dan hortikultura.

Selain itu, luas lahan yang telah disiapkan oleh Pemda Halut sebesar 18.000 hektare. Produksi padi terakhir pada tahun 2024 tercatat mencapai 43.912 ton dari lahan seluas 8.152 hektare, dengan rata-rata produksi 5,8 ton per hektare.

“Untuk mendukung perluasan kawasan transmigrasi, Pemda menghadapi keterbatasan anggaran dan memerlukan intervensi pemerintah pusat, khususnya terkait pembangunan jalan produksi, jembatan penghubung, serta irigas,” ujar Piet.

Ia berharap dengan berfungsinya Bendungan Beringin Agung, persoalan irigasi yang selama ini menjadi tantangan bagi petani di Kao Barat dan sekitarnya dapat teratasi. (fnc/tan)

Exit mobile version