SEBA Menari Resmi Di-launching Warek III Unkhair

TIDORE, NUANSA – Program PPK Ormawa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate resmi memulai seluruh rangkaian kegiatan di Desa Toseho, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan launching SEBA Menari, sebuah konsep pelatihan dan pendampingan tari tradisional di Desa Toseho dengan tujuan mengembalikan identitas budaya dalam mendorong pendapatan masyarakat di bidang pariwisata.

Kegiatan ini dibuka dan di-launching oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Abdul Kadir Kamaludin, didampingi Ketua TIM Mardani Duwila, Dosen Pendamping Abu Rahmat Ibrahim, Kepala Desa Taufik Halil, dan tokoh masyarakat. Peluncuran ditandai dengan pemukulan tifa sebanyak empat kali pertanda dimulainya seluruh kegiatan selama empat bulan ke depan.

Ketua TIM, Mardani Duwila, menyampaikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi empat hal. Pertama, pemberdayaan (pelatihan dan pendampingan) berbudaya inklusif. Kedua, membentuk SEBA Menari. Ketiga kolaborasi sekolah berbudaya. Keempat, pengelolaan media sosial.

“Seluruh kegiatan akan dilaksanakan dalam berbagai model, di antaranya pemberdayaan (pelatihan dan pendampingan) berbudaya inklusif, yaitu dengan memberikan edukasi, penguatan, serta pentingnya menjaga warisan budaya lokal untuk tumbuh di tengah masyarakat melalui workshop, sosialisasi, pengenalan budaya tarian lokal, serta pendampingan organik oleh pegiat tari dari Unkhair,” jelas Mardani, Jumat (25/7).

Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan membentuk SEBA Menari, di mana dibentuknya kelembagaan melalui desa, yang akan dijadikan pusat kegiatan edukasi, pelatihan serta pendampingan melibatkan pemerintah desa, kelompok masyarakat adat, sekolah, dan kelompok pemuda.

Kemudian, kolaborasi sekolah berbudaya, yakni membentuk PIC berbudaya inklusif di sekolah yang melibatkan guru seni/memiliki potensi di bidang seni dan budaya serta memasukkannya sebagai pembelajaran dalam ekstrakulikuler dengan pendampingan berkelanjutan.

“Lalu selanjutnya, pengelolaan media sosial, yang menjadi sarana pengenalan budaya serta promosi potensi wisata budaya dan ekowisata di Desa Toseho sekaligus branding potensi unggulan desa. Seluruh kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua bulan. Kemudian akan dibentuk Fola Budaya, yakni rumah belajar sebagai sentra budaya dan seni di Desa Toseho,” ujar Mardani.

Sementara itu, Kepala Desa Toseho, Taufik Halil, mewakili masyarakat menyampaikan dukungan dan memastikan akan mengawal program dari mahasiswa TIM PPK Ormawa hingga berjalan lancar. (red)

Exit mobile version