DARUBA, NUANSA – Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, Syaban Lanoni, mengaku tidak mengetahui sejumlah proyek di Pulau Dodola yang diduga bermasalah.
Sebagaimana diketahui, salah satu proyek yang tengah bermasalah, yaitu pelabuhan Dodola. Pelabuhan penghubung tersebut menjadi tempat berlabuh para wisatawan dan warga setempat untuk berkunjung ke objek-objek wisata.
Menurutnya, saat tahap awal proyek pembangunan pelabuhan dibangun, pihaknya tidak mengetahui karena tidak dilibatkan.
“Kalau mau bilang membawahi juga kita tidak terlibat langsung di situ. Dari awal proses penetapan lokasi dan lain sebagainya jujur saya juga tidak tahu,” kata Syaban kepada Nuansa Media Grup (NMG), Kamis (22/8).
Menurutnya, proyek tersebut sudah mulai masuk ketika Dinas Pariwisata Morotai masih dipimpin Idha Arsyad. Namun, belakangan proyek itu diketahui dibawahi oleh Kementerian Perhubungan RI.
“Sampai di titik itu, kita kalau dalam rangka untuk mendukung, ya pasti kita terima saja. Kan dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata karena itu membuka akses juga. Tapi teknisnya kalau mau bicara itu, saya mohon maaf itu bukan wilayah saya,” ujarnya.
“Karena memang itu bukan wilayah saya, maka saya tidak bisa masuk sampai situ. Apalagi sampai mengecek teknis itu belum,” sambungnya.
Selain itu, terkait kondisi Jembatan Love atau Jembatan Mangrove Dodola yang rusak parah dan menjadi sorotan Kejati Malut, Syaban mengaku telah melakukan perencanaan untuk merehab.
“Kemarin saya pernah jelaskan bahwa itu memang kita masukkan rehab pada tahun depan (2025). Insyaallah di penetapan nanti yang sementara berjalan itu kita masukkan. Namun, semua itu nanti di TAPD yang tentukan saat pengesahan. Insyaallah kalau disetujui, tahun depan kita buat,” tutupnya. (ula/tan)