TERNATE, NUANSA – Aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kota Ternate, Senin (1/9) berakhir ricuh. 16 orang yang diduga memicu kericuhan ditangkap polisi. Dari 16 massa aksi yang diamankan itu, dua di antaranya merupakan anak di bawah umur.
Ribuan massa aksi yang didominasi mahasiswa ini memaksa masuk lewat gerbang gedung DPRD yang diadang kepolisian. Aparat keamanan kemudian memecah konsentrasi massa pukul 17.25 menit, dan menembakkan gas air mata ke arah massa aksi. Polisi juga kemudian menangkap orang tak dikenal. Belasan orang ini diamankan untuk didalami keterlibatan masing-masing dalam aksi unjuk rasa tersebut.
“Ada 16 orang pendemo sudah kita amankan untuk mendalami peran mereka masing-masing,” jelas Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto.
Menurutnya, dari 16 orang yang diamankan dalam aksi tersebut, dua orang di antaranya merupakan anak di bawah umur dan masih berstatus sebagai pelajar.
“Dua orang masih sekolah,” katanya.
Mantan Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) itu mengaku, unjuk rasa yang berakhir anarkis tersebut lantaran sejumlah massa bersikeras masuk untuk menduduki gedung DPRD.
“Tadi permintaan mereka mau menduduki gedung DPRD, tapi tidak ada jaminan sehingga permintaan itu tidak kami izinkan,” katanya.
Kemudian, dalam aksi tersebut, beberapa anggota polisi yang ikut dalam pengamanan menjadi korban karena terkena lemparan batu dari arah massa aksi.
“Ada beberapa yang sempat kena batu, termasuk Kasat Samapta, tapi Alhamdulillah masih bisa kembali melaksanakan tugas pengamanan di lapangan,” tandasnya. (gon/tan)