TERNATE, NUANSA – Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Abdullah Assagaf, mewakili Gubernur Sherly Laos, secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) Konservasi dan Pemanfaatan Berkelanjutan Sumber Daya Genetik (SDG) Pertanian, yang berlangsung di Muara Hotel Ternate, Senin (1/12). FGD ini merupakan kegiatan dari Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Kementerian Pertanian.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Muhammad Alwi Mustaha, Kepala Balai Penerapan dan Modernisasi Pertanian Maluku Utara, Muhammad Alwi Mustafa, sebagai narasumber Noor Arif Muzad, National Project Management Unit (PMU) Kementerian Pertanian, perwakilan OPD lingkup Pemprov Malut; Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata; Dekan Fakultas Pertanian Unkhair serta para akademisi dari UMMU dan perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Malut.
Dalam sambutan gubernur yang dibacakan staf ahli Abdullah Assagaf menegaskan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik pertanian merupakan fondasi penting dalam menjaga ketahanan pangan daerah. Menurutnya, pembahasan mengenai crop diversity secara langsung berkaitan dengan food diversity, yang menjadi syarat utama terciptanya pola konsumsi bergizi seimbang.
“Pangan adalah kebutuhan dasar yang pemenuhannya merupakan hak asasi rakyat. Karena itu ketersediaannya harus cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam,” katanya.
Ia menambahkan, keberlanjutan keragaman pangan sangat bergantung pada kemampuan daerah dalam menghadirkan inovasi teknologi pertanian serta melakukan diseminasi pengetahuan kepada para petani dan masyarakat luas.
Ia menekankan bahwa pemenuhan konsumsi pangan beragam harus mengutamakan produksi dalam negeri melalui pemanfaatan sumber daya lokal.
Menurutnya, ada tiga pokok utama yang harus diperhatikan untuk mewujudkan keragaman pangan daerah, yaitu:
1). Ketersediaan pangan berbasis pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal;
2). Keterjangkauan pangan dari sisi fisik dan ekonomi;
3). Pemanfaatan dan konsumsi pangan yang bergizi untuk hidup sehat, aktif, dan produktif.
“Semakin beragam konsumsi pangan, semakin terpenuhi kebutuhan zat gizi masyarakat. Pada akhirnya ini berdampak pada peningkatan status gizi masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa keberhasilan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan SDG Pertanian membutuhkan koordinasi, integrasi, dan sinergi lintas sektor, baik pemerintah, akademisi, lembaga penelitian, pelaku usaha, maupun masyarakat.
Masyarakat dinilai memiliki peran penting dalam produksi, distribusi, perdagangan, konsumsi, pencegahan rawan pangan, hingga penyampaian informasi terkait pangan dan gizi.
FGD ini diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat pengelolaan sumber daya genetik pertanian, memperluas kolaborasi, serta mendorong ketahanan pangan berkelanjutan di Maluku Utara. (tan)










