MALUKU UTARA, NUANSA – “Kolaborasi strategi percepatan pembangunan daerah” adalah tajuk yang didengungkan melalui dialog harmoni di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Kamis (24/6).
Dialog yang berlangsung di Aula Bidadari Kantor Bupati Halbar itu menghadirkan empat kepala daerah sebagai narasumber. Mereka adalah Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman, Wali Kota Tidore Kepulauan Capt. Ali Ibrahim, Bupati Pulau Morotai Benny Laos dan Bupati Halbar James Uang.
Tema yang didialogkan tersebut bukan tidak mungkin melahirkan gagasan besar di Maluku Utara (Malut). Itu sebabnya, dialog harmoni mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Satu dari sekian akademisi yang merepons baik dialog harmoni adalah Dr Aziz Hasyim.
Pengajar di Fakultas Ekonomi, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate itu berharap, ide besar tersebut harus diimplementasikan dalam berbagai program yang saling memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunan daerah.
Secara konseptual, menurut Aziz, kolaborasi merupakan salah satu konsep dalam perencanaan atau yang dikenal dengan perencanaan kolaborative. Perencanaan kolaborative dimaksudkan agar terbangunnya pola hubungan yang generative antar wilayah, bukan pola hubungan yang parasitif, karena prasyarat utama konsep perencanaan ini adalah kemampuan masing-masing wilayah untuk mengidentifikasi komponen ekonomi wilayahnya.
Aziz menjelaskan, dengan diketahui komponen ekonomi wilayah masing-masing daerah, maka bangunan kolaborasi akan diarahkan sesuai dengan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing komponen eko wilayah di masing-masing daerah. Salah satu komponen ekonomi wilayah yang mampu mendorong aktivitas kegiatan ekonomi yang generative selain ketersediaan infrastruktur adalah aliran manusia dari suatu tempat ke tempat lain.
Aliran manusia ini sangat dipengaruhi oleh pull and push factor atau apa yang menjadi daya tarik dan daya dorong. Dengan diketahui variabel pull and push factor ini, maka dikonstruksi pola kolaborasi yang nantinya akan tercipta interkoneksi antar wilayah, baik dari sisi interkoneksi atau keterkaitan kedepan maupun kebelakang.
“Atau yang umum lebih dikenal dengan backward and forward linkages. Intinya adalah harus ada sinergi sehingga kebijakan percepatan pembangunan daerah dapat diwujudkan secara elegant dan bermaratabat,” jelasnya.
Bupati Halbar James Uang mengatakan, dialog harmoni pada intinya membahas kemajuan daerah, dengan cara bekerja sama dalam bentuk “Segi Tiga Emas” dengan mengutamakan percepatan pembangunan daerah dan kemajuan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, kita dapat saling berkerja sama antar daerah yang bertujuan untuk saling membutuhkan dalam hal berkoordinasi berbagai aspek guna percepatan kemajuan daerah,” tutur orang nomor satu di Halbar.
Kerja sama yang digagas itu tidak lain demi kepentingan pembangunan daerah. James mencontohkan, belum lama ini Pemerintah Halmahera Barat melakukan studi banding ke Kabupaten Pulau Morotai untuk mempelajari program di bidang kesehatan. Pasalnya, di Morotai diterapkan kesehatan gratis bagi masyarakat dari lahir hingga meninggal dunia.
“Kalau di bidang pendidikan itu sepertinya halnya di Kota Tidore Kepulauan, dimana pemerintah membiayai lima dokter spesialis. Dari aspek perencanaan, kami sudah menghitung dan mendesain, sehingga ke depan pendidikan dan kesehatan di Halbar juga bisa gratis,” jelas Bupati Halbar seraya menambahkan, pihaknya juga terus menggenjot promosi potensi pariwisata di Halbar.
Potensi di Halmahera Barat, Kota Ternate, Pulau Morotai dan Tidore Kepulauan, setidaknya diinvetarisir. Dengan begitu, sinergitas melalui kolaborasi strategi percepatan pembangunan di empat daerah tersebut terwujud. “Kita bisa bangkit kalau bisa bersatu. Semua tergantung niat untuk kepentingan daerah,” tutup Bupati Morotai, Benny Laos.(kov)