Ragam  

Konseling dan Psikoterapi Bisa Sembuhkan Kelainan Seksual

Pengurus HIMPSI Malut dan peserta workshop berpose usai kegiatan.

TERNATE, NUANSA – Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar Workshop Psikologi di Grand Majang Hotel, Sabtu (19/3). Kegiatan bertajuk “Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama psikologis, teori konseling dan teknik konseling, serta peran grafologi dalam psikologi forensic” ini menghadirkan lima narasumber, yakni Amalia SJ Kahar, Khairunnisa, Dewi M. Ummah, Sri Mulyani Imran, dan Iptu. Rendy Ferdian Anggriawan.

Dalam workshop itu, yang lebih berkembang dibahas adalah konseling dan psikoterapi. Sebagaimana diketahui, konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami sesuatu masalah. Hal ini tentunya bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi orang tersebut.

Sedangkan psikoterapi adalah salah satu metode yang umum dilakukan untuk menangani berbagai masalah kejiwaan, seperti stres berat, depresi, dan gangguan cemas. Psikoterapi biasanya dilakukan perorangan, tapi terkadang juga bisa dilakukan secara berkelompok.

Dewi M. Ummah yang juga dosen psikologi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, menjabarkan, konseling merupakan salah satu bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada klien secara psikologis. “Jadi tujuannya, biasanya bisa membuat konseling dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Konseling datang karena ada permasalahan psikologis, dan permasalahan pun macam-macam, baik permasalahan emosi, gangguan kepribadian maupun permasalahan terkait perkembangannya orang tersebut,” kata Dewi M. Ummah.

Selain teori, kata dia, nanti akan ada juga role play terkait praktik konseling. Konseling juga merupakan salah satu keterampilan atau skill dasar dari orang yang berprofesi di bidang psikologi. Dengan konseling, pihaknya akan banyak membantu orang, supaya orang itu bisa lebih optimal atau potensinya bisa lebih terlihat. Kalau orang yang belum paham tentang potensinya, pihaknya bisa membatu supaya orang tersebut bisa melihat potensinya seperti apa.

Menurut Dewi, psikologi adalah profesi yang membantu orang lain untuk sehat secara mental. Kalau praktiknya diketahui dasar-dasar konselingnya, maka pada saat membantu klien, akan memudahkan untuk mencapai goal yang mau dituju.

“Kita akan membantu klien itu untuk memecahkan masalah pribadinya. Banyak sekali yang bisa dilakukan jika kita tahu teknik konseling. Ketika ada yang datang curhat, maka yang kita lakukan akan lebih sistematis, karena sudah mengetahui dasar-dasarnya,” jelasnya.

Ia menyebutkan masalah klien itu macam-macam. Ada yang masalah rumah tangga dan gangguan kepribadian. Ada juga gangguan bipolar. Bipolar, kata dia, adalah orang yang memiliki gangguan kepribadian mood, dan orang seperti itu ketemu akan tertawa sendiri, hanya saja 5 menit kemudian dia akan depresi sampai nyaris bunuh diri.

“Ada gangguan transferensi seksual, contohnya LGBT. Itu masuk gangguan kepribadian. Kalau ada seorang pria tertarik kepada pria (gay) atau seorang wanita tertarik wanita (lesbian), pihaknya bisa membantu. Nanti tidak hanya konseling, melainkan psikoterapi. Jadi gangguan-gangguan yang muncul dalam perilaku manusia, kita bisa bantu agar orang tersebut bisa normal,” terangnya.

Sementara, Ketua HIMPSI Malut Syaiful Bahry menuturkan, tujuan kegiatan ini untuk mengupgrade kembali pengetahuan-pengetahuan psikologi agar alumni-alumni psikologi yang belum pernah mengikuti kegiatan ini bisa refleks kembali.

“Karena HIMPSI Malut baru 4 tahun berjalan. Sehingga Workshop Psikologi ini baru pertama kali dilaksanakan,” tutur Syaiful. Lanjutnya, kegiatan ini juga sebagai wadah silaturahmi antara anggota dan pengurus serta cikal bakal pengurus HIMPSI Malut. Sebab, kata dia, mahasiswa S1 yang telah selesai, bisa bergabung langsung ke pengurus HIMPSI Malut.

“Harapannya semoga dapat menambah wawasan keilmuan psikologi terhadap pengurus, anggota dan mahasiswa psikologi yang merupakan cikal bakal anggota HIMPSI Malut,” tutupnya.(tr3/rii)