TTP tak Dibayar, Petugas Kesehatan RS Chasan Boesoirie Bakal Mogok Kerja

RS Chasan Boesoirie Ternate.

TERNATE, NUANSA – Dalam waktu yang tidak lama lagi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Chasan Boesoirie Kota Ternate akan lumpuh. Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi jika petinggi rumah sakit tidak melunasi tunjangan tambahan penghasilan (TTP) 900 petugas kesehatan, baik dari aparatur sipil negara (ASN) maupun non ASN. TTP 900 petugas kesehatan yang belum dibayar itu ternyata terhitung hingga delapan bulan.

Petugas kesehatan yang TTP-nya belum dibayar sudah satu barisan. Jika dalam waktu dekat ini hak mereka tidak dibayar, maka akan mogok kerja. Dengan demikian, maka pelayanan kesehatan di RS Chasan Boesoirie tentu akan macet total. Beberapa petugas kesehatan kepada Nuansa Media Grup (NMG) menyampaikan, pihak sudah siap melakukan mogok kerja. Mereka juga siap menanggung resikonya. “Kami menuntut hak kami agar dibayar. Kami sudah jalankan tugas dengan baik, tapi kenapa hak kami tidak dibayar. Kami akan mogok kerja hingga TTP kami dibayar,” keluh mereka.

“Kepada seluruh masyarakat Maluku Utara, khususnya Kota Ternate yang membaca edaran ini, kami memohon maaf bila pada saat membutuhkan pelayanan kesehatan nantinya tidak maksimal atau tidak terlayani akibat dari dari persoalan ini,”ucap beberapa sumber secara seragam.

Menurut mereka, TTP yang belum dibayar itu terhitung dari 2020 selama tiga bulan, dua bulan pada 2021 dan selama 2022 belum dibayar. Bukan hanya itu, tunjangan mereka juga kabarnya dipotong secara sepihak oleh petinggi rumah sakit. Selanjutnya, jasa pelayanan BPJS, terhitung dari Maret sampai sekarang ini juga belum terbayarkan. Sementara dana dari kantor BPJS diketahui sudah masuk ke kas RSUD. “Begitu juga dengan tunjangan kinerja saat hari raya, sesuai peraturan Presiden ini pun 50 persen tidak dibayarkan. Dan  ini terjadi setiap tahun. Pihak manajemen RSUD dan satuan pengawas internal harus bertanggung jawab terhadap persoalan ini. Bukan sebaliknya memberikan isu, sebanyak 5 orang pegawai bahkan lebih akan dimutasikan,”ujar mereka dengan nada kesal.

Mereka berharap petugas kesehatan di rumah sakit agar tidak perlu takut dalam memperjuangkan hak mereka yang sudah disalahgunakan oleh petinggi rumah sakit. “Mari kita satukan barisan untuk mempertanyakan hak-hak kita. Stop membela dan mencari muka sehingga menjadi penjilat yang berakibat merugikan diri sendiri dan banyak orang, “harap beberapa petugas kesehatan. (ano/tan)