TERNATE, NUANSA – Ketua Bawaslu Maluku Utara, Masita Nawawi Gani akhirnya angkat bicara terkait sebuah flayer ajakan awasi pemilu yang tersebar beberapa hari terakhir dan sempat ditanggapi publik luas. Beragam persepsi muncul di tengah masyarakat, lantaran dalam flayer itu ada kata ‘puan’ dan Masita sendiri mengenakan pakaian berwarna merah. Sikap Masita sempat disesalkan. Pasalnya, penyelenggara dilarang keras untuk berpihak.
Masita menjelaskan, pakaian warna merah yang ia kenakan tersebut adalah warna kebangsaan. Foto itu diambil ketika ia dilantik sebagai komisioner Bawaslu Maluku Utara. “Silakan lihat pelantikan DKPP lalu, dimana komisioner DKPP Dewi juga mengguanakn kebaya warna merah saat dilantik di Istana Negara. Bawaslu ini institusi negara. Yang saya lakukan juga mursi acara kenegaraan. Warna merah yang saya gunakan ini bagian dari kecintaan saya terhadap bangsa ini, tidak ada simbol-simbol partai segala macam,” ujarnya pada Nuansa Media Grup (NMG), Rabu (12/10).
Menurutnya, kata ‘puan’ dalam flayer itu pengertiannya perempuan. Tidak ada tujuan untuk memberikan dukungan salah partai atau salah satu calon Presiden. Flayer dari Bawaslu itu, lanjutnya, adalah murni mengajak perempuan di Maluku Utara untuk terlibat aktif mengawasi pemilu dan mendaftar sebagai calon Panwascam. “Saya tidak ada atensi apapun, ini murni karena saya dilantik sebagai Bawaslu. Saya hanya menunjukan kecintaan saya terhadap bangsa dan negara menggunakan warna merah. Kalau dilihat dekat, warna yang saya pakai itu orange, bukan merah PDIP. Itu karena sudah di kamera, tapi sebenarnya warna aslinya itu orange. Saya juga tahu kalau saya ini seorang penyelenggara, sehingga saya harus gunakan warna yang tepat,” pungkasnya. (ano/tan)