UMMU Manfaatkan Limbah Buah-buahan Jadi Cairan Eco Enzyme

Sosialisasi pembuatan Eco Enzyme.

TERNATE, NUANSA – Kampus harus menjadi garda terdepan dalam urusan lingkungan hidup. Sekecil apapun aktivitas yang dilakukan, persoalan lingkungan harus menjadi perhatian.

Hal tersebut disampaikan Syarifuddin Usman, selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL), saat mensosialisasikan manfaat Eco Enzyme kepada mahasiswa KKS kelompok IV, bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, Sabtu (17/12).

Syarifuddin menerangkan, pembuatan cairan Eco Enzyme merupakan salah satu program dari mahasiswa KKS kelompok IV bersama DPL UMMU, selain program lainnya. KKS UMMU berakhir pada 21 Desember ditandai dengan penarikan mahasiswa yang berada di lokasi pengabdian mereka.

Selain mensosialisasikan manfaat Eco Enzyme, Dosen Ilmu Pemerintahan UMMU ini juga memandu cara pembuatan cairan sejuta manfaat tersebut.

Hasilnya, kata dia, mahasiswa KKS kelompok IV UMMU berhasil membuat 20 liter cairan Eco Enzyme dalam 2 wadah masing-masing 10 liter. Bahan organik yang digunakan adalah kulit buah jeruk, buah pepaya, buah semangka dan nanas.

“Cairan ini akan difermentasikan selama 3 bulan dihitung sejak tanggal pembuatannya. Sedangkan panennya Insya Allah pada 17 Maret 2023, karena itu aturannya. Kemudian cairan Eco Enzyme ini didedikasikan ke LP3M UMMU, selanjutnya terserah nanti diaplikasikan untuk apa saja,” jelasnya.

Kata dia, Eco Enzyme disebut cairan ajaib yang mempunyai manfaat menakjubkan. Beberapa manfaat tersebut di antaranya untuk kesehatan (menyembuhkan banyak jenis penyakit), pupuk organik, air purifier/ penghasil ozon bahkan untuk pembersih kerak di toilet.

“Eco Enzyme merupakan larutan/cairan multifungsi yang dihasilkan melalui proses fermentasi dari campuran sisa sampah organik (buah-buahan dan sayuran), gula merah, tebu dan air. Warnanya kecoklatan (muda/tua) dan berbau asam manis seperti bau khas fermentasi tape atau rice wine,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan, dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dari negara Thailand yang pertama kali menemukannya setelah penelitian panjangnya selama kurang lebih 30 tahun.

“Sejak tahun 1984, beliau mendirikan Asosiasi Pertanian Organik Thailand dan terbukti mampu memberi solusi praktis terhadap permasalahan lingkungan dengan formula Eco Enzyme yakni 1 : 3 : 10 (gula merah tebu 1 kg : sampah organik 3 kg : air bersih 10 liter) yang di fermentasikan selama 3 bulan,” tutupnya. (tan)