Daerah  

Tak Fungsikan Bangunan TPS3R, DPRD Warning DLH Ternate

Anas U. Malik saat diwawancarai sejumlah wartawan.

TERNATE, NUANSA – Masalah sampah di Kelurahan Gamalama, Kota Ternate menjadi sorotan Komisi III DPRD Kota Ternate saat melakukan kunjungan kerja di kelurahan setempat. Pasalnya, Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) nampaknya tidak difungsikan oleh pihak DLH Kota Ternate.

Ketua Komisi III DPRD Kota Ternate, Anas U. Malik, mengatakan sarana dan prasarana bangunan TPS3R sudah dibangun pihak Kotaku dan balai serta dilengkapi mesin pencacah sampah plastik, tetapi sejauh ini tidak dimanfaatkan.

“Padahal tenaga pengelola dari Kelurahan Makassar Timur dan Gamalama sudah dilatih, tetapi pasca penyerahan ke Pemkot Ternate tidak dikelola secara baik, sehingga ini yang menjadi problem. Setelah ini kami akan konfirmasi ke DLH terkait problemnya, sehingga gedung TPS3R yang dibangun menggunakan DAK integrasi tahun 2021 yang tidak dikelola ini diketahui apa masalahnya.” kata Anas saat diwawancarai, Selasa (10/1).

Selain tidak difungsikan, kata Anas, gedung TPS3R itu juga ditempati warga sekitar. Karena itu, pihaknya bakal meminta penjelasan kepada DLH. Anas juga sangat menyesalkan lantaran gedung tersebut telah dibangun dengan anggaran Rp 600 juta, tetapi tidak dimanfaatkan oleh Pemkot Ternate.

Karena itu, Politikus Golkar ini menegaskan agar Pemkot segera memanfaatkan gedung tersebut, agar sampah di sekitar menjadi nilai ekonomis. Selain itu, sampah ini tidak perlu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Takome.

“Sasarannya kalau misalnya gedung ini pasca penyerahan lalu dikelola secara profesional, pasti sampah bisa menjadi nilai ekonomis. Itu yang akan diminta keterangan ke DLH untuk mendengar pendapat mereka sampai warga juga tempati di situ,” tuturnya.

“Tak hanya itu, bangunan ini juga sudah retak. Kami juga sudah minta DLH untuk perbaiki, Kadis DLH juga siap perbaiki, tapi sampai saat ini belum diperbaiki,” sambungnya.

Terpisah, Lurah Gamalama, Khaerul Arifin Husein, mengakui warga yang menempati bangunan ini akan dipindahkan karena tempat tersebut bukan kos-kosan.

“Ketika di tanya, mereka siap keluar karena mereka juga bukan asli di sini, karena mereka hanya disuruh oleh dinas untuk menjaga, entah dinas mana saya juga tidak tahu,” katanya.

“Mereka tetap dikeluarkan, tetapi nanti kita koordinasi dengan mereka secara baik-baik. Kami tetap berusaha untuk secepatnya dikeluarkan dari tempat ini, sebab ini menjadi tempat pengelolaan sampah bukan tempat tinggal,” pungkas Khaerul. (udi/tan)