TERNATE, NUANSA – Persoalan pembuangan sampah di Kota Ternate, Maluku Utara, nampaknya masih banyak menemui kendala. Ini karena minimnya armada kendaraan untuk mengangkut sampah hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan kondisi kendaraannya juga memprihatinkan.
Kepala DLH Kota Ternate, Tonny S. Pontoh, mengatakan pihaknya siap menyelesaikan persoalan sampah, hanya saja penanganan sampah tersebut membutuhkan dukungan armada. Sebab armada saat ini sangat minim dan penting untuk dipakai dalam mengangkut sampah. Selain itu, armada yang digunakan masih tetap 18, tetapi sebagian sudah tidak layak karena sering mengalami kerusakan, sehingga pelayanannya terkendala seperti ini.
“Untuk anggaran pemeliharaan tidak mampu dengan mobil seperti ini, alangkah baiknya ganti baru supaya cepat selesai dan menghemat BBM. Kemudian sarana prasarana seperti mobil, perlu diakomodir setiap tahun minimal dua armada. Namun, ternyata tidak dimasukkan. Semua tergantung pihak TAPD Pemkot saja, biar hanya satu drum truk supaya membantu kerusakan armada yang ada,” ujar Tonny, Rabu (11/1).
“Sementara viar-viar yang dibagi di setiap kecamatan akan diawasi. DLH berusaha melakukan pendampingan, tidak boleh dilepaskan karena mereka tidak tahu jalur. Viar itu untuk bantu angkut sampah pada tempat-tempat yang kendaraan roda empat tidak bisa masuk gang,” sambungnya.
Menurut dia, DLH selalu kontrol. Itulah sebabnya sampah di Kecamatan Ternate Tengah dianjurkan buang ke trans depo Bastiong, karena trans depo Takoma pekerjaannya belum selesai. Kemudian Kecamatan Ternate Selatan buang sampah di trans depo Kalumata, sedangkan Kecamatan Ternate Utara buang sampah di trans depo Tubo.
“Untuk penanganan sampah tematik itu kewenangan kelurahan, DLH tidak dilibatkan tapi untuk menjaga estetika kota, tugas saya tetap membersihkan,” katanya.
Di sisi lain, Tonny menanggapi persoalan bangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle) di Kelurahan Gamalama yang dibangun sejak 2021. Di mana, kata dia, Dinas PUPR Kota Ternate belum menyerahkan sepenuhnya terkait dengan pengelolaan sampah pada bangunan tersebut.
“TPS3R itu belum diserahkan ke kami. Saya bilang ke Komisi III DPRD untuk koordinasi dengan Dinas PUPR terkait kapan mereka lakukan penyerahan. Kalau memang belum, maka DLH akan jemput bola itu,” ucapnya.
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena kita tidak tahu gedung itu di dalamnya ada apa, terus masalah ada kos-kosan itu untuk jaga di situ, karena persoalan sampah ketika terjadi penimbunan 750 ton langsung diangkut, karena sebelumnya itu tidak ada pengawasan,” tambah dia.
Selain itu, pemanfaatan TPS3R tersebut masih menunggu penyerahan dari PUPR karena di dalam gedung ada sarana dan prasarana seperti mesin pencacah dan lain-lain.
Namun begitu, Tonny menuturkan pihaknya mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Ternate. Ia mengaku, DLH sendiri memiliki inovasi setiap tahun. Buktinya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah terjadwal, namun setiap tahun ada perubahan-perubahan yang dilakukan Pemkot Ternate.
“Misalnya setiap Minggu ada kebersihan pada tempat-tempat rawan. Sekarang untuk tahun 2023 sudah dialihkan turun ke barangka, mulai dari hulu sampai hilir. Berarti otomatis DLH sendiri tidak tinggal diam persoalan sampah. Sementara kejadian-kejadian sampah tertumpuk sampai di lautan pasti bermuara dari barangka, sehingga tahun ini DLH akan menyelesaikan persoalan-persoalan itu dengan turun langsung ke barangka,” pungkasnya. (udi/tan)