Siswa SMKN 1 Ternate Demo, Kepsek Didesak Undur dari Jabatan

Siswa-siswi SMK Negeri 1 Kota Ternate demo.

TERNATE, NUANSA – Ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Ternate menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah setempat, Rabu (1/2). Aksi tersebut mendesak Kepala Sekolah, Nurdjana Tahir, mundur dari jabatannya.

Amatan Nuansa Media Grup (NMG) di lapangan, para pelajar ini juga membentangkan berbagai macam pamflet yang bertuliskan “Mogok Komite Sampai Hak Siswa Diterima, “SPP Elit Fasilitas Sulit, Tolak Pemimpin”

Berdasarkan Informasi yang diterima, Kepsek SMKN 1 Ternate diduga melarang siswa-siswinya untuk menggunkan fasilitas seperti peralatan olahraga, AC, CCTV. Padahal Kepsek selalu mendesak kepada guru-guru untuk terus menagih SPP.

“Jadi uang SPP sudah kami penuhi dan aksi ini soal fasilitas sekolah. Kami hanya mau gunakan lapangan tapi dilarang oleh Kepsek. Aksi harii ini juga tidak ada suruhan dari siapapun. Ini adalah kesadaran sendiri,” kata salah satu siswa yang meminta namanya tidak disebutkan.

Akibat kebijakan Kepsek tersebut, akhirnya Wali kelas, Wakasek Kurikulum dan pengelola lab terpaksa harus mengundurkan diri.

“Keinginan siswa di sini adalah sekolah kembali semula. Sebelumnya kami sudah sampaikan pelan-pelan melalui wali kelas terkait aspirasi ini, tapi tidak dipenuhi,” ujarnya.

Kepsek SMKN 1 Ternate, Nurjdana Tahir saat dikonfirmasi terkait perihal tersebut, menyampaikan bahwa ia tidak tahu menahu apa penyebabnya sehingga dirinya didemo.

“Terkait (demo) siswa tadi saya tidak tahu. Kalau dari dinas sudah memberikan saya form telah dan saya sudah menjawab, silakan tanya ke dinas pendidikan. Saya hanya mengikuti arahan dari dinas,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara, Yasin Malan, menuturkan bahwa, pihaknya sampai saat ini belum bertemu dan mendengar penjelasan langsung dari Kepsek SMK 1 Ternate atas permasalahan ini. Menurutnya, ia hanya bertemu dengan beberapa guru dan menyampaikan agar proses belajar tetap berjalan seperti biasanya.

“Siswa kan tidak kenal sama saya. Kemudian yang selalu dengan siswa itu guru. Oleh karena itu, saya meminta kepada guru untuk menyelesaikan kepada para siswa bahwa kaki sudah selesai di tingkat atas jadi kalian tenang dan belajar saja. Dan tadi pertemuan dengan guru, mereka sampaikan ini hanya miskomunikasi antara pihak sekolah dan siswa,” imbuhnya. (ano/tan)