HUT ke-19, BEM Fatek UMMU Gelar Teknik Expo

Foto bersama pengurus BEM Fatek, Dekan Fatek dan Warek I UMMU.

TERNATE, NUANSA – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menggelar Teknik Expo di Benteng Kalamata, Kelurahan Kayu Merah, Kecamatan Ternate Selatan.

Kegiatan yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 tersebut mengusung tema “Membangun Generasi Emas Maluku Utara Melalui Inovasi Teknologi”. Acara ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I UMMU, Abdul Halil Tjan, Kamis (9/2) malam.

Warek I UMMU, mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab kegiatan ini merupakan sebuah aktivitas dalam penilaian akademik untuk penunjang penilaian akreditasi fakultas.

“Bercerita tentang inovasi, Teknik membangun generasi emas melalui inovasi teknologi baru harus ada ide, gagasan dan praktek. Inovasi teknologi ini bisa lewat ide dan praktek, tapi seperti apa harus melakukan perubahan. Jangan hanya itu-itu saja yang dilakukan,” ucapnya.

Sehingga melalui Expo ini, jurusan informatika memamerkan temuannya tentang jaringan. Kemudian pertambangan menampilkan desain grafis dan sipil membuat rancangan bestek sebuah bangunan agar hemat bahan. Dengan demikian, maka inilah yang disebut inovasi.

“Walaupun baru kedua kali kegiatan Expo, mahasiswa itu diajak dan dibimbing oleh dosen sesuai kapasitas dan kualitas masing-masing keahlian, supaya berusaha menciptakan sesuatu yang bisa ditampilkan dalam lokal, regional nasional maupun internasional. Itu sebuah keinginan yang akan berkontribusi besar terhadap institusi UMMU,” jelasnya.

Di Maluku Utara, ada tiga domain yang menunjang kelancaran pembangunan, di antaranya kolaborasi pihak pemerintah, swasta dan stakeholder. Jika mahasiswa memiliki kemampuan kecerdasan, tetapi pemerintah tidak respon, maka hal itu menjadi sebuah masalah, karena pemerintah memiliki tugas sebagai penanggung jawab pelayanan masyarakat.

Sementara itu, Dekan Fatek UMMU, Husaen Salahu, berharap kegiatan Teknik Expo ini berjalan lancar dan sukses. Menurutnya, ada dua poin penting kegiatan tersebut, yakni nilai akademik dan non akademik.

“Saya berusaha bagaimana lembaga ini memperoleh nilai konservasi atau akreditasi nantinya. Contoh di China juga membangun gedung hanya membutuhkan waktu 34 jam dengan 30 lantai, sementara kita bangun rumah hanya satu petak hampir 10 tahun baru selesai. Ini masalahnya ada di pendidikan,” katanya.

Sehingga itu, menurut dia, kreativitas mahasiswa Maluku Utara khususnya mahasiswa Fakultas Teknik perlu ditingkatkan kemampuannya. Kegiatan Expo ini adalah hasil karya mahasiswa. Karena itu, perlu adanya pembinaan lembaga UMMU.

Ketua Presiden BEM Fatek UMMU, Nuralim Hairun, mengatakan kegiatan Expo yang diselenggarakan kedua kali ini ditargetkan dengan upaya pemerintah melakukan satu kontribusi yang mementingkan infrastruktur tanpa mementingkan kapasitas atau smart society. Apalagi pergolakan arus globalisasi dunia, seperti China dan Jepang saat ini teknologinya sudah sangat berkembang.

Sambutannya Ketua BEM Fatek UMMU.

Sebagai contoh, di China telah membuat sebuah jembatan tanpa pilar di atas ketinggian laut 300 meter, sehingga mahasiswa engineering berfikir persoalan ini terkait bagaimana sistem pemerintahan Indonesia, khususnya Maluku Utara, terutama di Kota Ternate dan kabupaten/kota lainnya melihat ini agar diadopsi.

“Tapi sangat disayangkan, yakni pemerintah Maluku Utara tidak melihat kemampuan kapasitas dan probabilitas pada masyarakat,” katanya.

Kemudian jembatan di Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, belum ada yang terakses ketika siswa membutuhkan perjalanan menuju ke sekolah.

“Mahasiswa punya solusi tapi tidak punya kebijakan apa-apa. Mahasiswa hanya punya kemampuan legitimasi intelektual, karena legitimasi politik, ekonomi, kewenangan dan kebijakan itu dimiliki oleh pemerintah,” tuturnya.

Menurutnya, inti dari kegiatan Expo ini adalah berupaya menyambut generasi Indonesia emas di tahun 2045. Namun, harus dilatarbelakangi prospek bonus demografi.

“Bonus demografi mengajarkan bagaimana kita bersaing nanti. Tahun 2023, sarjana Teknik yang bekerja di perusahaan tambang di IWIP, Halmahera Tengah, masih di kuasai oleh orang-orang China. Otomatis kita kalah bersaing dalam persoalan bonus demografi, sehingga setelah di bangku perguruan tinggi harus menciptakan satu generasi yang mampu bersaing dengan negara lain,” ujarnya.

“Mengapa kita kalah bersaing di kancah nasional, karena kita banyak terfokus persoalan problem internal dan sering kita lupa bahwa mahasiswa punya tiga hal, di antaranya problem solving, kritik analitik dan kreativitas,” sambungnya.

Kapabilitas intelektual mahasiswa UMMU terbilang minim, lantaran kampus hanya memajukan infrastruktur lainnya. Karena itu, melalui kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi antara mahasiswa dengan alumni Fatek UMMU Ternate, dan sejauh ini terbilang solid, kokoh, konsisten dan tetap jaya. (udi/tan)