TERNATE, NUANSA – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Hasan Kota Ternate menggelar workhsop Implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang digelar selama empat hari, Rabu-Sabtu (5-8/7) ini, diikuti oleh seluruh guru SDIT Nurul Hasan.
Workshop yang dibagi beberapa sesi dan dirangkum menjadi empat hari tidak menyurutkan antusias para guru. Tampak semuanya sangat antusias mengikuti pelatihan ini karena bisa mendapatkan pencerahan, ilmu, dan praktik tentang Implementasi Kurikulum Merdeka dari narasumber yang kompeten dan berpengalaman.
Narasumber yang dihadirkan dalam workshop tersebut, yakni Samsu Sumadayo dan Rosmiyati Ibrahim. Samsu menyampaikan materi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, Pembelajaran Berdiferensiasi dan Wawasan Kebhinekaan Global. Saat mengenalkan Kurikulum Merdeka, Samsu menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunggulan, di antaranya lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, serta lebih relevan dan interaktif,” ujar Samsu.
Ia menerangkan, salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan progresivisme adalah pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan kebebasan dan kesempatan murid untuk mengembangkan nilai dan potensi yang ada pada dirinya.
“Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha atau proses untuk menyesuaikan sistem pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap murid yang berbeda-beda, karena setiap murid memiliki keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-beda dalam memahami suatu ilmu atau materi pelajaran,” terangnya.
“Jadi pembelajaran berdiferensiasi tidak mempersulit guru dan murid, melainkan mempermudah guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar. Di mana, murid memiliki minat dan bakat berbeda-beda, misalnya di bidang seni, olahraga, matematika atau sains,” sambungnya.
Menurutnya, pemetaan kebutuhan belajar dari aspek profil belajar murid memiliki tujuan sebagai upaya memberikan kesempatan kepada murid untuk dapat belajar secara aktif, efisien dan natural. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran seseorang, di antaranya faktor lingkungan, budaya, visual, auditori dan kinestetik.
“Oleh karena itu, pentingnya guru memvariasikan strategi dan metode pembelajaran,” jelasnya.
Pemateri kedua, Rosmiati, menuturkan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia terus berkomitmen menjadi yang terdepan dalam Pembentukan Profil Pancasila sesuai amanat UUD 1945.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SDIT Nurul Hasan Kota Ternate, Zaenab Saraha, berharap para guru mampu memahami konsep Kurikulum Merdeka.
“Kami berharap dengan adanya workshop ini, para guru mampu memahami konsep Kurikulum Merdeka dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta mampu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada Tahun Pelajaran 2023/2024,” harap Zaenab.
Sementara, Wali Kelas IV SDIT Nurul Hasan, Ayu Novitasari, yang mewakili para guru menyambut baik Kurikulum Merdeka. Karena menurut Ayu, ini dapat memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk berkreasi dan mengeksplorasi potensi diri. (tan)