google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pemprov dan Kemendikdasmen Perkuat Pemutakhiran Dapodik di Maluku Utara 

Kerja sama Pemprov Maluku Utara dan Kemendikdasmen. (Istimewa)

SOFIFI, NUANSA – Pemerintah Provinsi Maluku Utara terus melakukan terobosan untuk memajukan sektor pendidikan. Tidak hanya sebatas wacana, komitmen itu dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepakatan bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terkait pemutakhiran Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Kamis (2/10).

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @s_tjo menegaskan bahwa persoalan data menjadi kunci perbaikan sistem pendidikan di daerah.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Ia mengungkapkan, hingga kini masih ada puluhan ribu anak usia sekolah di Maluku Utara yang belum mengenyam pendidikan, sementara ribuan data siswa yang tercatat masih berstatus “residu” alias tidak valid.

“Akibatnya, bantuan bisa salah sasaran, sekolah sulit berkembang, dan standar pelayanan pendidikan kita tertahan di level rendah,” tulis gubernur perempuan pertama di Maluku Utara itu.

Menurutnya, keberadaan Dapodik yang valid dan akurat akan berdampak langsung pada berbagai aspek, mulai dari penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan beasiswa yang lebih tepat sasaran, distribusi guru dan pembangunan sekolah yang lebih terarah, hingga peningkatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan.

Saat ini, SPM pendidikan Maluku Utara masih berada di angka 48, jauh dari rata-rata nasional yang berada di kisaran 70. Melalui kerja sama ini, Pemprov menargetkan peningkatan signifikan dengan langkah-langkah terukur.

Dalam Nota Kesepakatan tersebut, Pemprov Malut dan Kemendikdasmen berkomitmen untuk membersihkan seluruh data residu siswa. Kedua, menghadirkan rapor digital sekolah sehingga mutu tiap sekolah dapat dipantau secara real-time.

Ketiga, memanfaatkan Dapodik untuk memetakan sekolah yang jauh dari standar guna merencanakan intervensi berupa rehabilitasi, distribusi guru, maupun pemberian beasiswa. Keempat, memperkuat akses pendidikan di wilayah kepulauan melalui pengembangan SMA Terbuka dan Rumah Pendidikan.

“Dengan data yang bersih, Maluku Utara bisa memastikan setiap anak punya kesempatan yang sama untuk belajar dan bermimpi. Bantuan akan lebih tepat sasaran,” tandas Sherly. (tan)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version