SOFIFI, NUANSA – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, memastikan pembangunan infrastruktur pertanian terus digenjot untuk mendukung produktivitas petani di wilayah Halmahera.
Dalam evaluasi kegiatan OPD pada Rabu (26/11), di lantai 3 kantor Gubernur, Dinas Pertanian melaporkan progres pembangunan jalan tani 2025 telah mencapai sekitar 70 persen, baik dari sisi pengerjaan maupun pencairan anggaran.
Sherly menyebutkan bahwa anggaran tahun ini hanya mampu membiayai 40 kilometer jalan tani, karena biaya pengelolaan per kilometer mencapai sekitar Rp250 juta. Pengerjaan difokuskan di wilayah Halmahera Utara, terutama Galela 6 kilometer, serta kawasan Tobelo, Tobelo Utara, dan sekitarnya yang totalnya mencapai 36 kilometer.
“Progresnya sudah sekitar 70 persen. Harusnya pertengahan Desember sudah selesai,” ujarnya.
Untuk tahun 2026, Pemprov Malut mengalokasikan anggaran lebih besar demi membuka akses pertanian baru. Sherly menjelaskan, 100 kilometer jalan tani akan dialokasikan secara merata di beberapa wilayah Halmahera Barat, Halmahera Timur, Oba, dan Gane Halmahera Selatan.
Sementara wilayah lain akan menyusul pada tahun 2027, bergantung pada pembagian paket pekerjaan yang baru.
“Kalau 100 kilometer kita target dua bulan sudah selesai. Kalau ada tambahan anggaran nanti, kita tambah lagi untuk daerah lain yang belum tersentuh,” ucapnya.
Program jalan tani ini menjadi salah satu fokus utama Pemprov Malut karena dianggap berpengaruh langsung terhadap distribusi hasil panen, biaya logistik, dan pendapatan petani.
