TERNATE, NUANSA – Mantan bendahara Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Ternate, S alias Safrudin, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penggelapan gaji tahun 2015-2020 senilai Rp 700 juta. Kamis (21/7), Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate langsung ditahan.
“Penetapan tersangka ini dilakukan setelah penyelidikan menemukan dua alat bukti yang cukup. Kerugian negara sebesar Rp 700 juta dan masih dalam perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Maluku Utara,” jelas Kasi Intel Ternate, Aan Syaeful Anwar.
Ia menjelaskan, Safrudin ditetapkan tersangka pada Rabu (20/7). Pada Kamis (21/7), tersangka diperiksa sebagai tersangka, kemudian ditahan selama 20 hari ke depan. Penyidik akan merampungkan berkas tersangka, jika sudah dinyatakan lengkap, akan dilimpahkan ke Pengadilan untuk disidangkan. Selain Safrudin, Kejari masih mengembangkan penyidikan. Jika menemukan dua alat bukti yang cukup, maka bukan tidak mungkin masih ada tersangka lain.
Lanjut Aan, tersangka dijerat pasal 3 junto pasal 18 Undang-Undang (UU) nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi junto pasal 64 ayat (1) KUHPidana, ancaman pidananya 20 tahun penjara. “Penetapan tersangka dan penahanan ini dilakukan sebagai hadiah Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke 62 yang jatuh pada 22 Juli 2022,” ujarnya.
Sebelumnya, Rabu (20/7), tim penyidik melakukan penggeledahan di Kantor Diknask Ternate. Ruangan yang digeledah adalah bagian keuangan, ruang Kabid PGTK, Kabid SMP, Kabid Sekolah Dasar dan beberapa ruangan lain.
Sekadar diketahui, dalam kasus ini, Kejari telah memeriksa sejumlah pihak, yakni mantan Kadiknas Muhdar Din, Ibrahim Muhammad dan Judi Taslim. Selain itu, ada juga mantan Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan Diknas Ternate, Irnawati Imam, Sekretaris Diknas Mahmud J. Abdurahman, Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Kota Ternate Hadi Hairudin, Ajis Agus, serta Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepegawaian Dikbud Kota Ternate, Mariana. (gon/rii)
