TERNATE, NUANSA – Menggeliatnya pembangunan kepariwisataan, kesenian dan kebudayaan saat ini, baik oleh instansi pemerintah, pihak swasta maupun komunitas masyarakat, merupakan hal positif yang patut didorong untuk semakin produktif dalam berbagai hal. Dalam urusan seni budaya misalnya, sangat diperlukan upaya lebih secara kolaboratif dan sinergis antara berbagai pihak untuk melestarikan dan mengembangkannya secara profesional dan komprehensif.
Pelestarian seni budaya dan pembangunan kepariwisataan yang menggembirakan tersebut semakin mendapatkan ruangnya dengan perkembangan dunia modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital yang dipastikan akan semakin memberikan banyak kesempatan kepada para pelaku-pelaku bidang seni budaya dan pariwisata tersebut untuk meningkatkan peran dan prestasi serta capaiannya ke arah yang signifikan.
Berangkat dari kesadaran itulah maka manajemen project Literasi Digital Maluku Utara pada akhir pekan nanti tepat di hari Sabtu (1/10) bertempat di Creative Space Pasar Melayu benteng Oranje Ternate akan menggelar talkshow makin cakap digital bertajuk Strategi Pengembangan Pariwisata, Seni dan Budaya di Era Digital. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat terutama para pelaku dunia usaha pariwisata, seni dan budaya serta masyarakat luas untuk berkolaborasi dan bersinergi memanfaatkan media digital secara baik dan benar untuk menjadi makin cakap digital. Hal ini juga diharapkan sebagai langkah bersama untuk mewujudkan capaian target kumulatif sebesar 50 juta orang Indonesia terliteraasi pada tahun 2024.
Kolaborasi merupakan kata kunci untuk secara bersama-sama kita wujudkan harapan tersebut diatas. Belajar dari dunia seni musik msalnya, sebuah karya akan sempurna jika didalamnya terdapat peran banyak pihak untuk melahirkan sebuah karya. Selain adanya sang vokalis, diperlukan personil lain yang berkontribusi untuk menghasilkan sebuah karya yang berkualitas. Entah sang pencipta lagu, entah sang drumer, gitaris dan lain sebagainya. Semuanya berperan untuk mewujudkan sebuah gelaran musik yang spektakuler atau setidaknya disukai oleh para pengunjung atau penonton gelaran musik tersebut. Demikian pula dengan seni teater pertunjukan dan lain-lain sebagainya, semuanya membutuhkan kerjasama, kolaborasi dan sinergi melalui komunikasi dan interaksi sebagai sebuah kekuatan bersama untuk sebuah capaian hasil yang diinginkan bersama pula.
Tantangan bersama kita pada era kemajuan teknologi saat ini adalah semakin terbukanya peluang untuk mengkonversi atau meniru kebudayaan asing yang masuk secara bebas dan leluasa sebagai konsekuensi dari era transformasi digital yang semakin menggeliat. Oleh sebab itu maka diperlukan upaya untuk membentengi diri dari gempuran budaya asing yang berpotensi menghilangkan budaya bangsa sendiri. Maraknya pengaruh budaya asing dalam berbagai sendi kehidupan kita melalui dunia seni seperti film, musik dan sebagainya semakin menghawatirkan jika generasi muda para pelaku seni bangsa kita tidak memiliki fondasi budaya bangsa yang kuat sehingga dapat terpengaruh dengan mudah yang beresiko akan kehilangan identitas budaya bangsa sendiri.
Salah satu solusi untuk membentengi diri kita dari pengaruh budaya asing adalah dengan merubah cara pandang kita untuk menjadi makin cakap digital sehingga tak mudah terpengaruh oleh budaya bangsa asing tersebut. Jika kita tidak menjadi pribadi yang makin cakap digital maka dipastikan akan terpengaruh dengan budaya asing karena dengan mudah mengikuti dan mencontohinya sehingga dipastikan bisa berbeda dengan karakter dan nilai dari budaya bangsa sendiri.
Hal ini berarti pula bahwa dengan menjadi pribadi yang makin cakap digital maka dipastikan kita bukan saja memiliki kemampuan untuk membentengi diri kita dari pengaruh buruk budaya asing namun juga disaat yang bersamaan kita juga mampuh memanfaatkan berbagai fitur dan platform sesuai kebutuhan untuk kepentingan promosi berbagai produk hasil kerja kreatif kita dalam bidang seni dan budaya maupun juga produk jasa kepariwisataan melalui berbagai platform media sosial yang kita miliki.
Selain itu juga, pengembangan sektor kesenian dan kepriwisataan dewasa ini khususnya melalui pemanfaatan internet dan sarana digital telah berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat terlebih pasca pandemo covid-19 yang memporak-poranda tatanan masyarakat secara lebih luas dalam berbagai sendi kehidupan termasuk pula berpengaruh pada ektor seni pertunjukan baik musik dan lainnya maupun kepariwisataan secara lebih luas.
Atas dasar pemikiran tersebut, Project Officer Literasi Digital Maluku Utara Tarwan Babuana mengemukakan bahwa “talkshow yang akan dilaksanakan nanti sangat membantu para pelaku dunia pariwisata dan ekonomi kreatif serta para seniman di provinsi Maluku Utara untuk menjadi makin cakap digital melalui kampanye yang terus digaungkan. “kegiatan takshow ini juga akan menimbulkan rasa percaya diri dan memicu kreatifitas para seniman untuk berkarya terlebih dengan memanfaatkan berbagai platform media digital sebagai sarana promosi maupun penguatan personal branding para seniman daerah untuk terus meningkatkan kualitas karya dan mampuh beradaptasi dengan perubahan jaman yang kian pesat dan kompetitif saat ini,” tutup Tarwan. (rii)