SANANA, NUANSA – Visi “Sula Bahagia” yang diusung pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus dan M. Saleh Marasabessy, kelihatannya hanya isapan jempol. Pasalnya, beberapa desa di Sula hingga kini belum menikmati akses jaringan internet yang layak.
Kesulitan mendapatkan jaringan internet membuat warga Desa Waisakai, Kecamatan Mangole Utara Timur, Kabupaten Kepulauan Sula tampak mengeluh. Ironisnya, kesulitan mengakses jaringan internet membuat warga harus bertaruh nyawa di atas tebing batu demi mendapatkan jaringan, guna berkomunikasi dengan sanak saudara yang berada di luar daerah bila ada keperluan mendadak.
“Ini membuat kami resah, kami mau sampaikan ke pemerintah apakah kalian tidak mendengar keluhan kami. Tapi itu tidak mungkin, kalian sudah dengar, tapi kalian pura-pura tuli,” imbuh salah satu warga Desa Waisakai, Fatir Umaternate, Jumat (27/1).
Menurut dia, Pemkab Kepulauan Sula merupakan pemegang kekuasaan di semua lini, tetapi tidak pro terhadap kesejahteraan rakyat kecil. Ini karena sudah berulang kali pihaknya mengeluh terkait tower di Desa Waisakai yang tidak lagi berfungsi, sehingga masyarakat sulit untuk melakukan komunikasi. Namun, tidak pernah digubris oleh Pemkab Sula.
“Ketika mau mengakses jaringan internet, kami harus berjalan berkilo-kilo pada titik yang bisa mengakses jaringan internet, sementara di titik yang ada jaringan itu sangat berbahaya karena kalau salah tempat itu jaringan sudah tidak ada. Bahkan kalau tidak berhati-hati, kalau jatuh bisa meregang nyawa,” tuturnya.
Meskipun begitu, Fatir berharap kepada Pemkab Sula agar visi misi Sula Bahagia bisa direalisasikan, sehingga warga Sula bisa mendapatkan bukti, bukan janji. (ish/tan)