Opini  

Pentingnya Memiliki Visi Hidup Yang Panjang

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd

Pemerhati Umat

VISI adalah untaian kata yang mengandung impian atau cita-cita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian visi adalah pandangan atau wawasan ke depan. Atau bisa disebut hal-hal yang berhubungan dengan tujuan dan segala yang ingin dicapai di masa depan. Intinya, visi menyangkut dengan masa depan.

Manusia tanpa visi hidup ia seperti tidak memilki tujuan. Bingung tidak tahu mau buat apa. Misalnya ia sekolah tapi tidak punya cita-cita, walhasil ia hanya sekolah saja, saat ia bosan dengan belajar ia memilih bolos atau bahkan tidak sekolah. Namun, jika seorang siswa ingin juara maka ia akan mengikuti semua pelajaran dengan giat untuk meraih juara.

Begitulah gambaran manusia yang memiliki visi atau tujuan dengan yang tidak. Memiliki visi, kita tahu apa yang akan diperbuat. Kita lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu jika kita memiliki tujuan.

Visi selalu berkaitan dengan misi atau cara mewujudkan visi. Contohnya seorang anak bercita-cita menjadi dokter maka yang aman ia lakukan adalah mengenal dunia kedokteran sejak dini. Ia belajar bahasa latin dan bahasa Inggris juga bahasa lainnya, ia juga harus menjaga kesehatannya dengan menjaga asupan makanan yang ia konsumsi. Ia juga menyiapkan biaya yang banyak karena kuliah kedokteran hari ini mahal. Persiapannya telah disiapkan sejak dini. Inilah misi yang dilakukan untuk menggapai cita-citanya.

Mestinya hidup yang panjang ini memilki visi atau tujuan yang panjang. Mengapa? Karena jika hidup bervisi pendek misalnya yang penting bisa makan dan minum setiap hari. Maka yang ia lakukan adalah bekerja untuk penuhi makan dan minum saja. Berbeda dengan yang bercita-cita hidupnya mau berhaji. Ia akan menyiapkan biaya untuk haji yang tidak murah. Namun, ia tetap penuhi makan dan minum yah. Ia perbanyak pelajari ilmu tentang haji agar tidak kebingungan saat haji. Bagaimana dengan manusia yang bercita-cita meraih surga tentu lebih banyak persiapannya.

Oleh sebab itu, visi hidup harus berorientasi ke akhirat (surga). Sehingga kita akan berusaha taat agar tidak singgah di neraka dulu. Caranya bagaimana dengan mengikuti dan menaati seluruh perintah Allah agar Allah ridho. Mengapa beramal untuk meraih ridho Allah? Karena tanpa ridho Allah kita tidak akan masuk surga. Beramal tidak hanya beramal tetapi berharap ridho Allah agar bisa mendapat surga kelak diakhirat. Siapa sih manusia yang tidak menginginkan surga? Tentu mau kan.

Akan tetapi keinginan untuk ke surga bukan hanya sekadar keinginan melainkan harus ada usaha. Sebagaimana seorang mau jadi dokter maka harus ada usaha yang ia siapkan untuk meraih cita-citanya. Maka mendapatkan surga tentu ada persiapan dan perjalanan panjangnya. Jangan merasa bahwa sudah Islam pasti akan masuk surga sehingga tidak melakukan perintah Allah yang lain. Tidakkah demikian karena Islam tidak cukup dengan syahadat melainkan banyak hal yang diajarkan dalam Islam yang mesti dijalani oleh setiap muslim. Misalnya, sholat, puasa, zakat, menutup aurat, menuntut ilmu, dan masih banyak hal lainnya.

Dengan demikian, siapapun yang menginginkan surga harus memiliki persiapan yang banyak. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw dan Para Sahabat yang sudah dijanjikan surga saja mereka masih tetap beramal shalih selama hidup. Dimana Nabi Muhammad Saw pernah sholat tahajud sampai kaki Beliau Saw bengkak padahal sudah dijamin surga. Lalu bagaimana dengan kita yang tidak beramal shalih apapun lalu berharap surga. Ngimpi kamu, jika begitu pemikiranmu. Wallahu alam bii sawwab. (*)

Exit mobile version