TERNATE, NUANSA – Setelah sukses menyelenggarakan serangkaian pelatihan, workshop, kemah keakraban lintas iman, aksi bersama tanam pohon dan membersihkan pantai, Eco Bhinneka Muhammadiyah Ternate kembali mengajak kolaborasi pemuda, perempuan, dan tokoh lintas agama dan kepercayaan untuk mewujudkan ‘Ternate Andalan’ dengan melakukan aksi pelestarian lingkungan, melalui kampanye tanam dan asuh pohon dengan pembagian bibit tanaman di Kelurahan Kastela, Kecamatan Ternate Pulau, serta beberapa rumah ibadah di Kota Ternate.
“Kampanye tanam dan asuh pohon ini bertujuan mengajak umat lintas iman di Kota Ternate bergerak melakukan penghijauan dan perawatan tanaman pohon dimulai dari kelurahan serta rumah-rumah ibadahnya. Dengan kelurahan dan rumah ibadah yang makin sejuk dan asri, semoga bisa menginspirasi masyarakat untuk dapat lebih mencintai alam, dan ikut menginisiasi gerakan pelestarian lingkungan berikutnya,” ujar Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Ternate, Usman Mansur, Jumat (12/7).
Kegiatan yang berlangsung pada 11 Juli 2024 ini diikuti sebanyak 42 orang peserta yang berasal dari tokoh agama, Himpunan Wanita Disabilitas Kota ternate, pemuda dan perempuan lintas iman, komunitas yang bergerak di pelestarian lingkungan.
Selain membawa bibit tanaman, mereka juga membawa hand banner berisi pesan-pesan ajakan melestarikan lingkungan, seperti: menolak industri yang merusak lingkungan, melindungi bumi sebagian dari iman, jaga lingkungan gak kalah penting kaya jaga mental, lindungi ciptaan Allah, Indonesia bebas sampah, energi kotor merusak ciptaan Tuhan, bumi cantik tanpa sampah, tong keren kalao sampah tong buang pada tempatnya, sampah saja tara bisa tanggung jawab kong mau tanggung jawab orang pung ana, jaga alam nanti alam jaga torang.
Usman menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan clean up di pantai Kastela terlebih dahulu. Dari hasil clean up tersebut dihasilkan sampah sebanyak 6 kantong plastik, sampah-sampah tersebut didominasi oleh popok bayi dan botol-botol, dan dilanjutkan dengan penanaman pohon ketapang kencana di pantai Kastela.
Setidaknya terdapat 135 bibit tanaman pohon yang dibagikan di rangkaian acara ini, yaitu 75 bibit pohon ketapang kencana, 60 bibit pohon pucuk merah.
“Bibit tersebut kami dapatkan berkat dukungan dari Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara, serta BPDAS Ake Malamo Provinsi Maluku Utara,” jelas Usman.
Selain menjadikan lingkungan sejuk, Usman berharap pohon yang ditanam nantinya juga bisa untuk menangkal abrasi pantai.
“Kami berencana melakukan pengecekan tiga bulan sekali kondisi pohon yang telah kami tanam, sekaligus bersilaturahmi dengan para pemuka agama,” ucap Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPP IMM.
Selain penanaman pohon di pantai Kastela, Eco Bhinneka Muhammadiyah Maluku Utara juga membagikan bibit Syzygium oleana (pucuk merah) ke rumah-rumah ibadah berupa masjid, klenten, gereja dan pura yang ada di Kota Ternate. Menurutnya, pembagian ini dengan maksud sebagai bentuk penghijauan di rumah-rumah ibadah.
“Pembagian tanaman bibit yang kami bagikan ke tempat-tempat ibadah dengan maksud tempat ibadah menjadi garda terdepan untuk menyuarakan tentang keberagaman dan melestarikan lingkungan yang ada di Kota Ternate,” imbuh Usman.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan pada Dinas Kehutanan Maluku Utara, Ibnu Khaldun, mengaku kegiatan ini merupakan langkah yang baik dan menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan di sekitar.
“Ini merupakan suatu terobosan yang baik, saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Eco Bhinneka Muhammadiyah, sebab soal menanam dan melestarikan lingkungan bukan hanya dinas semata, melainkan tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Lurah Kastela, Lutfi Kader, berharap langkah ini tidak sampai di sini, melainkan terus bergerak untuk melestarikan lingkungan yang ada di Kota Ternate.
“Kita yang ada di pemerintah di level paling terbawah selalu disalahkan bahwa sampah-sampah itu ada di tingkat bawah, saya berharap ini bukan sampai di sini tapi berkelanjutan seterusnya, saya sekilas baca profil Eco Bhinneka Muhammadiyah juga bagus dari pusat sampai ke daerah kurang lebih ada empat tempat termasuk Kota Ternate,” katanya.
Menurutnya, problem sampah yang ada di Kelurahan Kastela ini merupakan sampah kiriman dari luar, sebab Kastela merupakan jalur yang strategis.
“Ini juga mendorong bahwa kebersihan itu bukan dimulai dari atas, tetapi dimulai dari bawah, sampah yang ada di pante Kastela ini merupakan sampah kiriman, jangan anggap bahwa sampah itu berasal dari Kastela, tidak juga. Kastela merupakan pintu masuk utama sampah bukan hanya plastik saja, akan tetapi ada juga kayu-kayu yang berhamburan,” katanya.
Para peserta dari pemuda lintas iman pun turut mengungkapkan antusiasnya mengikuti kegiatan ini, seperti yang sampaikan Fajar Megantara selaku penggerak ANKAM (Anak Muda Sadar Sampah). Baginya, kegiatan ini tidak berakhir pada ruang-ruang diskusi, melainkan dengan aksi yang nyata. Selain itu, kesadaran juga perlu diterapkan dalam diri setiap individu.
“Hari ini kita langsung turun ke lapangan melakukan clean up pembersihan di pesisir pantai Kastela dan juga penanaman pohon, kita melihat Ternate saat ini mungkin krisis pemuda yang peduli terhadap lingkungan, maka dari itu ini menjadi perhatian kita semua untuk peduli terhadap lingkungan dan tidak membuang sampah sembarang,” ujarnya.
Sindi M Tamaronggehe selaku pengurus Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Imanuel Ternate, menceritakan bahwa mengikuti kegiatan Eco Bhinneka Muhammadiyah mengajarkan bagaimana bertoleransi antar umat beragama dan menjaga kelestarian lingkungan.
“Kemarin kita telah belajar tentang toleransi antar umat beragama, dimana kita harus saling menghargai dan melengkapi satu sama lain. Tadinya kita sudah membersihkan pantai yang ada di Kelurahan Kastela dan penanaman pohon, para pemuda-pemuda yang ada di Kota Ternate tetaplah menjaga lingkungan kita agar tetap bersih, supaya berada di lingkungan ini kita bisa hidup sehat,” tandasnya. (tan)