google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Daerah  

Pecahkan Rekor MURI, Festival Nyao Fufu Tampilkan Ikan Cakalang Asap Terbanyak

NUANSA, TERNATE – Festival Nyao Fufu yang digelar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara sukses mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI). Acara yang merupakan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Provinsi Maluku Utara ini diakui sebagai Pengasapan ikan Cakalang massal terbanyak dalam satu Lokasi.

Kepala DKP Maluku Utara, Fauzi Momole, mengungkapkan bahwa Festival Nyao Fufu berhasil menyiapkan total berat 6,6 ton ikan cakalang. Dengan asumsi berat rata-rata 700 gram hingga 1 kilogram per ekor, jumlah ikan yang diasapi mencapai lebih dari 6.000 ekor.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

“Ini bagian dari rangkaian HUT ke-26 Provinsi Maluku Utara,” kata Fauzi Momole, Senin (6/10), di lokasi festival. “Total anggaran yang digunakan untuk FNF mencapai Rp2,7 miliar, termasuk kontribusi lebih dari Rp500 juta dari DKP serta dukungan dari Dinas Pendidikan dan OPD terkait lainnya,” tambahnya.

Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, yang hadir langsung di Ternate, secara resmi mengonfirmasi pencapaian tersebut. Ia menjelaskan bahwa rekor pengasapan massal MURI yang tercatat sebelumnya melibatkan jenis ikan berbeda.

“Jenis ikan menjadi pembeda penting. Di Pekanbaru kami catat ikan patin, di Semarang ikan pari, dan jenis lain di daerah lain. Kali ini di Ternate, spesifik ikan cakalang, dengan berat 6 ton 2 kilogram. Ini rekor nasional,” tegas Yusuf.

Yusuf menyebut proses pengasapan diatur secara rapi, di mana tiap 5 hingga 10 tungku memiliki koordinator yang bertanggung jawab untuk memastikan proses berjalan baik, termasuk pemilahan ikan utuh dan yang dibelah.

“Tujuannya bukan sekadar memecahkan rekor, tapi juga menjadi inspirasi pembangunan berbasis budaya maritim. MURI mengetahui dan mengonfirmasi festival ini setelah memantau dari media sosial, diikuti dengan penilaian di lapangan,” jelas Yusuf.

Di luar aspek rekor, Fauzi Momole dan tokoh masyarakat setempat melihat Nyao Fufu sebagai perayaan yang memiliki makna mendalam. Tradisi ini dipercaya oleh para tetua Dufa-Dufa sebagai perayaan memori bersama tentang keterhubungan manusia dengan laut.

“Ini refleksi dari bagaimana masyarakat Maluku Utara hidup dari laut. Nyao Fufu harus terus dikembangkan sebagai kekuatan budaya dan ekonomi,” ujar salah satu tokoh masyarakat. (ano/kep)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version