TOBELO, NUANSA – Badan Pengurus Cabang (BPC) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tobelo mengecam keras aksi demonstrasi yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Maluku Raya di Markas Besar Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, pada 24 November 2025.
Dalam aksi tersebut, massa menyampaikan tudingan terhadap Bupati Halmahera Utara Piet Hein Babua terkait dugaan penyebaran video asusila. Menanggapi isu itu, GMKI menilai tudingan tersebut tidak berdasar dan telah berada di luar konteks.
Ketua BPC GMKI Tobelo, Fredrik Salawangi, menegaskan isu yang diangkat dalam aksi tersebut tidak mencerminkan kondisi objektif di Halmahera Utara dan berpotensi mengarah pada pembentukan opini publik yang menyesatkan.
“Isu ini tidak jelas sumbernya dan tidak sesuai dengan realitas yang ada di Halmahera Utara. Ini adalah bentuk penggiringan opini yang dapat merusak nama baik kepala daerah serta citra daerah,” ujar Fredrik dalam keterangannya, Rabu (26/11).
Ia juga menegaskan bahwa massa aksi tersebut dipastikan bukan berasal dari masyarakat Halmahera Utara, sehingga tidak dapat mewakili aspirasi publik daerah.
“Kami memastikan, massa yang melakukan aksi tersebut bukan masyarakat Halmahera Utara. Kami menolak keras pencatutan nama daerah oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Menurutnya, jika memang terdapat dugaan pelanggaran hukum, maka semestinya ditempuh melalui mekanisme hukum yang sah disertai bukti yang jelas, bukan dengan menyampaikan tuduhan terbuka di ruang publik.
Selain itu, GMKI mengimbau masyarakat Halmahera Utara agar tetap tenang, tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum terverifikasi, serta tetap menjaga stabilitas dan keamanan daerah.
GMKI juga mendorong aparat penegak hukum agar bersikap profesional dan menindaklanjuti secara serius setiap dugaan penyebaran informasi bohong atau fitnah yang dapat merugikan individu maupun mencoreng nama baik daerah. (fnc/tan)
