Sagu Merah Dari Maluku Utara Tembus Pasar Luar Negeri

Irma saat memegang satu bungkus Kue Sagu Merah di lokasi pameran

Pembinaan Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) perwakilan Maluku Utara (Malut), patut diacungi jempol. Berbagai macam promosi yang digelar selama ini bisa dibilang membuahkan hasil. Sekarang, satu per satu UMKM di Maluku Utara mampu bersaing di pasar nasional dan internasional. Berikut laporannya wartawan Nuansa Media Grup (NMG)

 

Safrudin Kadir —TERNATE

Minggu (27/2), suasana Jatiland Mall jauh lebih ramai dari biasanya. Di lantai dasar Mall terbesar di Maluku Utara itu digelar pameran UMKM yang diprakasai Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate. Sebagian besar pengunjung menuju ke lokasi pameran. Sekitar 10 stand disediakan dalam pameran itu. Masing-masing stand diisi pelaku UMKM dengan produk yang berbeda.

Di stand nomor dua, bagian utara dasar Jatiland Mall, tampak lebih ramai. Terpantau pengunjung pameran penuhi stand tersebut. Ya, stand itu menampilkan produk khas lokal, yakni olahan Sagu Merah. Di Maluku Utara, khusus di Ternate, masyarakat lebih akrabnya menyebutnya “Sagu Tumang”.

Irma, pemilik UMKM olahan Sagu Merah menyambut ramah setiap pengunjung yang masuk ke standnya, termasuk wartawan NMG. Di tengah kesibukannya menerima tamu, ia masih meluangkan waktu 10 menit melayani wawancara wartawan NMG. Irma mempersilakan wartawan NMG untuk diwawancarai di pojok stand.

Menurut Irma, UMKM yang ia kembangkan saat ini adalah buah dari upaya orang tuanya. Sejak usia remaja, Irma sudah disuguhkan dengan olahan produk lokal di rumah oleh orang tuanya. Orang tua Irma, mengolah Cengkih Kayu Manis dan Pala untuk dijadikan minuman dan makanan, kemudian dipasarkan. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa bisnis orang tuanya itu menjanjikan, Irma akhirnya tertarik untuk terjun ke dunia UMKM.

Tahun 2016, Irma mendirikan UMKM yang dinamai Pakesang. UMKM ini bermarkas di Kelurahan Kasturian, Kota Ternate Tengah. Berbeda dengan orang tuanya yang mengembangkan Cengkih, Pala dan Kayu Manis, Irma memilih mengembangkan produk lain. Ia akhirnya jatuh hati untuk mengolah Sagu Merah.

Sagu merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat di Indonesia bagian timur, termasukd di Maluku Utara. Bahan makanan ini diperoleh dari pengolahan batang pohon jenis palem tropis atau Metroxylon sagu. Selain sebagai makanan utama, sagu juga bisa dijadikan bahan untuk membuat aneka penganan lezat

Ada lima manfaat sagu terhadap orang yang mengonsumsinya, yakni memberikan banyak energi, mencegah penyakit jantung, memperlancar sistem pencernaan,  meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, meningkatkan performa tubuh saat berolahraga.

Kue Sagu Merah yang ditampilkan di pameran

Irma mengolah Sagu Merah dijadikan Kue Kering. Bahannya terdiri dari Sagu, Kenari, Mentega, Telur, Gula Pasir, Susu dan Vanila. Kue yang berbahan dasar Sagu Merah itu bertahan hingga delapan bulan. Di rumahnya, Irma mempekerjakan 13 karyawan.

Selain di kantor pemerintah, Kue olahan Irma sudah diekspor ke Amarika Serikat dan Arab Saudi. “Kami juga pasarkan di Hypermart dan Alfamidi. Di dalam negeri, konsumen Kue Sagu Merah paling banyak di Jakarta dan Ambon. Per bungkus kami jual Rp 30 ribu. Di masa pendemi ini hasil penjualan penurun. Biasanya per hari kami terima Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dari hasil jualan. Kami juga jual lewat jalur online,” jelasnya.

Irma mengaku kesulitan mengembangkan UMKM-nya di masa pendemi ini. Sehingga itu, ia meminta ke Pemerintah Daerah untuk memperhatikan UMKM yang ada di Maluku Utara. “Kalau pemerintah tidak peduli, maka UMKM di daerah tidak bisa berkembangan. Sekarang ini BI begitu intens melakukan promosi. UMKM di daerah ini pasti bisa bersaing, kalau kita tidak menyerah untuk berusaha,” tutupnya. (*)

Exit mobile version