TERNATE, NUANSA – Salah seorang anggota Sabhara Polda Maluku Utara, RG (20 tahun), diduga dianiaya seniornya di belakang gudang Bulog Polda Malut, hingga tak sadarkan diri alias koma. Akibatnya, korban harus dirawat di RSUD Chasanah Boesoirie Ternate.
Amatan Nuansa Media Grup (NMG), korban saat ini berada di ruangan Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Chasan Boesoirie Ternate, Sabtu (14/1). Tampak selang infus masih terpasang di tangan korban.
Yati Idrus (50), ibu korban, menyaksikan anaknya terbaring kaku di rumahnya sekira pukul 03.00 WIT dinihari. Korban lalu dilarikan ke RSUD Chasan Boesoirie pada pukul 04.00 Wit.
Perempuan paruh baya itu menceritakan, kekerasan fisik yang dialami putra semata wayangnya ini sudah kerap terjadi. Bahkan salah satu tulang rusuknya patah.
“Saya tuntut mereka yang sudah menganiaya anak saya. Tadi saya ke Propam Polda Malut, cuma mereka tidak ada. Karena anak saya dianiaya bukan baru kali ini. Kasihan tulang rusuknya sudah pernah patah saat dia masih menjalani pendidikan di SPN Sofifi dan juga dianiaya seniornya. Saya mau lapor, cuma dia bilang jangan mama, karena dia juga jaga institusi kepolisian. Iya betul bagi mama kamu hebat, tapi mama tidak sanggup kamu begini terus,” ucap Yati sembari meneteskan air mata.
“Anak saya sudah dipukul seniornya ulang-ulang. Tapi saya tidak tahu nama seniornya. Saya paksa kasih tau nama seniornya, tapi dia tidak mau beri tahu saya. Saya sudah punya firasat ketika dia dipukul. Jadi dia pulang tadi malam sekitar jam 3 subuh sampai di rumah langsung tersungkur. Bayangkan, dia tidsk sadar dari tadi malam sampai dia mengeluarkan busa dari mulutnya,” jelas Yati.
Yati menuturkan, saat ini anaknya tengah menjalani hukuman di pos Provos. Terus ia bilang, anaknya sudah menjalani hukuman, tetapi kenapa mereka terus memukul anaknya. Mereka membuang isu bahwa anaknya tidak masuk selama satu bulan, padahal semuanya bohong. Sebab anaknya, kata Yati, sebenarnya pergi berobat karena kakinya sakit saat bermain bola, dan itu ada surat izinnya selama 7 hari, bahkan diizin di Danton.
Musa Idrus, paman korban, juga menambahkan bahwa sebelum ponakannya pingsan, sempat menyebutkan bahwa ia dianiaya oleh enam seniornya di belakang Polda Malut, tepatnya Gudang Bulog.
“Jadi sebelum pingsan itu dia kasih tahu, kalau dia dipukul di Gudang Bulog lingkungan batu anteru Kelurahan Maliaro,” pungkasnya. (ano/tan)