Opini  

Minimnya Semangat Berpendidikan Pemuda-pemudi di Desa Sambiki, Kecamatan Obi

Jasin Ibrahim.

Oleh: Jasin Ibrahim

Mahasiswa PAI IAIN Ternate

SEORANG revolusioner dan politisi Afrika Selatan, Nelson Rolihlahlah Mandela pernah berkata  “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan kamu dapat mengubah dunia”. Dari perkataan Nelson Mandela menunjukan bahwa, untuk mengubah dunia seseorang perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan tentu dalam mewujudkannya, pendidikan adalah kuncinya.

Salah seorang pakar mendefinisikan pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memanusiakan manusia lain. Dalam artian, pendidikan merupakan suatu kesadaran yang dilakukan oleh seseorang dalam memberikan sebuah ilmu pengetahuan baru, sehingga dengan pemberian tersebut dapat mewujudkan manusia yang berpikir, berilmu pengetahuan, berperilaku baik, menghargai serta menghormati harkat dan derajat manusia lainnya.

Seorang pakar pendidikan Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan adalah tuntutan di dalam tumbuhnya hidup anak-anak, dalam artian bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak, dengan pendidikan seorang anak dapat mewujudkan keinginannya. Di Indonesia sendiri pendidikan menjadi hal  yang paling utama dalam memajukan negeri ini, sebab majunya suatu negara tentu sangat bergantung pada pendidikannya.

Tak heran jika di negara Finladia sendiri menjadi salah satu negara maju karena memandang pendidikan sebagai aset kamujuan suatu bangsa. Di Finlandia sendiri seperti yang dijelaskan dalam bukunya Munif Chatif yang berjudul “Gurunya Manusia pada halaman 26-27 bahwa, pendidikan di Finlandia sangat diprioritaskan bahkan untuk mahasiswa yang berkuliah di jurusan pendidikan saja mereka harus bersaing sangat ketat. Fakultas Pendidikan menjadi salah satu fakultas paling bergengsi dibandingkan dengan fakultas-fakultas lainnya. Seorang guru di Finlandia sendiri sangatlah dihormati dan dihargai keberadaanya. Tak ada salahnya jika kita mencotohi negara Finlandia yang sangat memprioritaskan pendidikan.

Harapan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhalak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Keinginan-keinginan tersebut diharapkan dapat terwujud lewat proses pendidikan. Maka dari itu kesadaran terhadap pendidikan oleh masyarakat perlu untuk  dihadirkan. Apa jadinya jika kurangnya kesadaran terhadap pendidikan.? Maka hal itu justru akan mempegaruhi pola pikir masyarakat dan menyebabkan melemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) oleh para pemuda-pemudi. Sangat disayangkan jika pendidikan bukan menjadi hal yang paling utama dalam kehidupan masyarakat khususnya para pemuda-pemudi. Hal ini terjadi di desa saya khususnya Desa Sambiki, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan.

Dimana mindset-mindset para pemuda-pemudi sudah dipengaruhi oleh guyonan-guyonan klasik yang mengatakan bahwa “kuliah tidak akan mendapatkan pekerjaan”, keinginan untuk menjadi seorang guru juga kurang diminati oleh para pemuda-pemudi di Desa Sambiki. Hal itu disebabkan karena memandang gaji yang diberikan oleh seorang guru sangatlah kecil. Setelah lulus SMA/SMK, para pemuda-pemudi mendaftarkan dirinya ke perusahaan yang ada di Maluku Utara. Perusahaan menjadi alasan mereka untuk bersekolah, karena yang mereka utamakan adalah materinya tanpa berpikir bagaimana ia memajukan desannya dan bagaimana ia mampu menciptakan lapangan pekerjaan tanpa ia di suruh-suruh oleh bangsa asing yang menumpang di negeri kita sendiri.

Perlunya kita belajar dari sejarah Jepang bagaimana mereka menghargai seorang guru setelah perang dunia ke-2 berlangsung, sebab guru menjadi alasan kebangkitan Jepang setelah tragedi Hiroshima dan Nagasaki. Dikutip dari sebuah Artikel yang ditulis oleh Nita Oktiva bahwa, pada saat kota Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan oleh bom atom milik AS, Kekaisaran Jepang Hirohito bukannya menanyakan tentang berapa tentara yang tersisa, Kaisar Hirohito justru menanyakan berapa jumlah guru yang tersisa setelah penyerangan tersebut.

Tentu hal itu mengeherankan para jenderal, mengapa kaisar menanyakan korban guru. Kemudian Kaisar Hirohito menjelaskan kepada para jenderal bahwa, keruntuhan Jepang disebabkan karena mereka tidak belajar. Jepang memang kuat dari segi persenjataan maupun dari strategi perang, akan tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana cara membuat bom yang dahsyat seperti yang sudah dibumi hanguskan Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kaisar Hirohito berpendapat bahwa, jika mereka tidak belajar, bagaimana mungkin mereka bisa mengejar ketertinggalan mereka dan bangkit dari keadaan ini.

Dari kisah runtuhnya Kota Hiroshima dan Nagasaki di atas, dapat kita mengambil hikmah bagaimana seorang guru sangat diperlukan dalam memajukan suatu negara. Sebab guru adalah mereka yang secara sadar mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan, mengarahkan, mendidik dan melatih muridnya agar muridnya dapat memahami ilmu pengetahuan yang telah diajarkan.

Dalam agama Islam sendiri seorang guru menempati posisi yang tinggi, bahkan dikatakan bahwa, guru berada d ibawah para Nabi dan Rasul. Hal itu karena seorang guru terikat dengan ilmu pengetahuan dan mentransfer ilmu pengetahuannya kepada orang lain. Itulah mengapa seorang guru memiliki kedudukan yang tinggi. Saking tingginya kedudukan seorang guru, banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadis yang menjelaskan tentang keutamaan seorang guru. Namun sangat disayangkan jika menjadi seorang guru kurang diminati oleh kalangan para pemuda-pemudi di Desa Sambiki.

Tak bisa dipungkiri bahwa, memiliki pekerjaan adalah keinginan setiap manusia untuk melangsungkan hidupnya, akan tetapi pekerjaan tidak hanya diperoleh lewat perusahaan. Di sini penulis tidak bermaksud melarang kalian untuk masuk ke perusahaan, tentu di satu sisi kita bersyukur perusahaan bisa membantu kita dalam melangsungkan hidup. Akan tetapi jangan jadikan hal itu justru melemahkan semangat kalian untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan yang lebih tinggi lagi, agar kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan tidak menjadi budak oleh bangsa asing yang nginap dan nikmati hasil alam kita sendiri, serta kalian bisa menjadi manusia yang bisa memanusiakan manusia lain dengan ilmu pengetahuan yang kalian peroleh. Itulah yang diharapkan oleh bangsa ini. menjadi manusia yang memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhalak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam hal ini penulis juga ingin sampaikan bahwa, orang tua memiliki peran yang paling utama dalam mengasah pola pikir seorang anak. Perlunya orang tua memberikan pemikiran-pemikiran yang positif terhadap anaknya sejak dini, sehingga anak-anak bisa mengutamakan pendidikannya. Seorang ayah dan ibu menjadi contoh pertama untuk anak-anaknya, jika keduannya menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak-anaknya maka anak-anaknya akan tumbuh dengan baik. Utamakanlah pendidikannya, sebab itu juga akan bermanfaat untuk kedua orang tuanya di akhirat nanti.

Maka dari itu bagi kita yang mampu secara finansial, penulis sarankan untuk melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi lagi, jangan terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran yang mengatakan bahwa kuliah tidak akan mendapatkan apa-apa, justru hal itu menjadi satu langkah kemunduran bangsa ini. Sebab kedepannya tidak ada lagi orang-orang yang mampu memberikan ide atau gagasannya terhadap negeri yang perlahan-lahan dikuasai oleh pemikiran-pemikiran bangsa asing yang kita sebut dengan Gazhwul Fikri (memengaruhi pemikiran), sekularisme, liberalisme, dan lain-lain sebagainya yang justru merusak moralitas pemuda-pemudi di negeri ini.

Semoga dengan tulisan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan mampu memberikan kesadaran kepada para pemuda-pemudi khususnya di Desa Sambiki tentang pentingnya PENDIDIKAN. (*)  

Exit mobile version