Oleh: Ummayah Mariam A. Kahar
Mahasiswa Prodi KPI IAIN Ternate
BANYAK orang yang belum mengetahui apa arti sebenarnya dari sebuah kata ‘broken home‘. Istilah broken home dapat diartikan sebagai keadaan keluarga yang tidak harmonis karena adanya suatu masalah. Salah satu contohnya adalah jika seorang suami dan istri yang melakukan perceraian. Banyak sekali penyebab perceraian dari sebuah rumah tangga, salah satunya adalah mulai tidak harmonisnya hubungan antara seorang suami dan istri, yang membuat mereka sering bertengkar di depan maupun di belakang anak.
Perceraian orangtua ini sangat berdampak besar bagi kehidupan sang anak, banyak dampak yang ada mulai dari dampak positif hingga negatif. Hidup di lingkungan keluarga yang keras seperti itu terkadang membuat anak broken home cenderung mempunyai kepribadian seperti introvert, overthinking, dan lebih sensitive.
Idealnya sebuah keluarga dipenuhi kehangatan, kasih sayang, saling menghormati , dan saling melindungi. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga harmonis, dalam keluarga utuh dan dalam keluarga yang bahagia maka akan bahagia, dan nyaman hidupnya dengan kepribadian yang sehat. Lain halnya dengan anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home atau keluarga pecah dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis, dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir dengan perceraian.
Keluarga pecah (broken home) dapat dilihat dari dua aspek, yakni yang pertama, keluarga terpecah karena struktur yang tidak utuh, yakni salah satu dari kepala keluarga itu meninggal atau bercerai dan yang kedua, ayah atau ibu sering tidak di rumah, dan atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis.
Dengan demikian akan lahir anak-anak yang mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Broken home mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perkembangan kejiwaan anak. Apalagi broken home yang disertai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tidak sedikit peristiwa anak-anak yang menjadi korban dari KDRT. Dalam broken home, orang tua yang sering bertengkar seringkali melampiaskan kemarahan pada anak.
Banyaknya anak-anak yang menyaksikan dan mengalami KDRT dalam berbagi perilaku yang dilakukan dengan menyakiti atau mencederai anggota keluarga. Kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan orang tua terhadap anak akan mengakibatkan anak tumbuh menjadi anak yang mengalami gangguan pribadi.
Anak broken home tidak selalu identik dengan stigma negatif seperti yang ada di kalangan kita saat ini. Sering kali, anak broken home dianggap berlebihan jika mengekspresikan kesedihannya karena keluarga. Hal itu bisa menyebabkan bertambahnya rasa depresi dan bisa mengakibatkan stres terhadap anak broken home.
Di sini, yang anak broken home butuhkan bukanlah perhatian khusus atau diperlakukan khusus, yang mereka butuhkan adalah bagaimana cara menyikapi keadaan ini dan membantu mengubah pola pikir mereka bahwa hal seperti broken home ini adalah bukan suatu hal yang perlu disedihi berlarut-larut, bantu mereka untuk bangkit lagi dari masalah yang mereka alami ini, dengarkan cerita-cerita yang ingin mereka ceritakan, jangan biarkan mereka memendam terlalu larut karena itu bisa menyebabkan dendam, kesedihan mendalam dan bisa sampai mengganggu keadaan hati mereka.
Maka dari itu, jangan jadikan broken home alasan untuk menjadi anak yang tidak terarah atau hancur masa depannya, jadikan broken home sebagai acuan dan semangat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik ke depannya, belajar menerima masalah broken home ini dan berpikir positif tentang ini semua.
Di balik semua ini pasti akan ada hikmah yang bisa diambil dan dipelajari untuk masa depan, jadikan ini sebagai motivasi untuk berkeluarga nantinya di masa depan, ambil hal positif dari permasalahan ini, buang hal negatif dan jadikan hal negatif ini sebagai pembelajaran untuk di masa yang akan datang. Banyak hal positif yang bisa dambil dari permasalahan broken home ini, tergantung bagaimana cara kalian menanggapi dan menghadapi masalah ini. (*)
BROKEN HOME IS NOT AN EXCUSE TO MAKE YOUR DREAMS AND LIFE BROKEN TOO!!! JANGAN TAKUT DAN BERSEDIH KARENA KALIAN TIDAK SENDIRI !!!