MOROTAI, NUANSA – Kondisi homestay di Desa Wisata Pulau Kolorai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kini memprihatinkan. Ini karena sarana amenitas yang dibangun sejak 2012 tersebut terbengkalai dan terkesan tak terurus, sehingga itu sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat. Sayangnya, permasalahan ini seakan lepas dari pandangan dinas terkait.
Kepala Desa Kolorai, Zulfikar Lajame, kepada Nuansa Media Grup (NMG), Minggu (8/10), berharap ada sentuhan Pemkab Morotai untuk membijaki masalah homestay di Kampung Bahari Nusantara tersebut. Selain itu, Zulfikar juga menyayangkan kebijakan pemerintah daerah yang terkesan mengesampingkan desa wisata tertua di Pulau Morotai itu.
“Waktu itu sekitar tahun 2019, dari kementerian turun cek 39 rumah untuk dijadikan homestay. Kebetulan saya sendiri yang temani tim itu. Ada beberapa desa wisata yang dipilih termasuk Desa Kolorai, Desa Galo-galo dan beberapa desa lainnya. Tapi saat realisasi di tahun 2021, tidak ada bantuan homestay di Pulau Kolorai, padahal ada nama Desa Kolorai di situ,” ujar Zulfikar.
Amatan Nuansa Media Grup (NMG) di lapangan, setidaknya terdapat 12 rumah yang dijadikan homestay. Namun, penginapan rakyat tersebut kini tersisa lima unit dan hanya satu unit yang layak digunakan. Zulfikar pun berupaya agar pemerintah desa memperbaiki sejumlah fasilitas yang rusak, namun pihaknya membutuhkan intervensi dari Pemkab Morotai.
“Kami akan panggil pemilik homestay untuk bicara mengenai fasilitas yang rusak. Kalau memang diperbaiki, berarti kami dari pemerintah desa juga ada dorongan untuk memperbaiki, tapi kami pun berharap Pemda juga harus turun lihat langsung (homestay) di sini,” kata dia.
Salah satu pengelola homestay, Meri, saat diwawancarai terpisah, berharap ada bantuan perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak. Kerusakan fasilitas yang dimaksud berupa plafon, pintu kamar dan lemari. (tr1/tan)