Opini  

Laki-laki Anies, Guru dan Dosen

Oleh: Fahrul Abd Muid
Sekretaris ICMI Kota Ternate-Maluku Utara

___

NAMANYA adalah Anies Rasyid Baswedan yang merupakan cucu dari seorang Pahlawan Nasional yang sangat berjasa atas perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia yang bernama Abdurrahman Baswedan, beliaulah yang waktu itu ditugaskan oleh negara Indonesia agar berangkat ke negara Mesir dengan membawa satu misi besar yaitu tentang dukungan atas perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan negara kolonial, beliau memiliki kecerdasan yang luar biasa sebagai sang Diplomat yang melakukan hubungan antar kedua negara yaitu negara Indonesia dengan negara Arab dalam rangka menyatukan sikap dan pemahaman yang sama untuk melawan negara penjajah di atas dunia ini untuk merebut kemerdekaan bagi negaranya masing-masing. Bahwa Anies adalah seorang warga negara Indonesia asli 24 karat yang sangat Nasionalis (Qaumy Wathaniy) yang tidak perlu diragukan lagi oleh pihak mana pun tentang nyalinya sebagai warga negara Indonesia yang apabila dibedah dadanya maka darahnya akan mengalir berbentuk tulisan “Indonesia”, dan disamping itu, Anies adalah seorang Muslim yang taat dalam beragama (Mutamassik Bidinihi), beliau juga adalah seorang santri yang Nasionalis-Religius karena memang beliau dalam proses perjuangannya dalam Thalabol ‘Ilmi pernah mondok di Pondok Pesantren.

Kata “anisun” ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kata “insaan” adalah sebuah kata dalam kajian bahasa Arab yang berbentuk “isim” yang berarti kata benda yakni “manusia”, sedangkan kalimat fi’il-nya dan atau kata kerjanya adalah disebut dengan kata “anasun” dan ejektifnya kalau berbentuk jenis kelamin laki-laki disebut dengan kata “maskulin” adalah dikatakan dengan kata “anisun” dan kalau bentuk femenimnya yang merupakan jenis kelamin perempuan adalah disebutkan dengan kata “anisatun”. Maka menyebutkan kata “anasun”, “anisun” dan “anisatun” yang kemudian melahirkan kata “insaan” yang memiliki asal maknanya adalah harmonis/keharmonisan antara sesama makhluk yang namanya manusia. Maka kata “anisun” yang sangat “maskulin” itu dan berbentuk jenis kelamin seorang laki-laki yang rajulun qawiyyun/laki-laki kuat, rajulun jamilun/laki-laki ganteng dan rajulun dzakiyyun/laki-laki cerdas atau pintar yang jika dihubungkan dengan nama Anies Rasyid Baswedan sangat menemukan relevansinya dengan makna-makna yang telah disebutkan. Bahwa memang Anies adalah seorang laki-laki yang kuat, ganteng/gagah dan cerdas/pintar yang secara anatomi manusia memang unsur-unsur tersebut terdapat dalam dirinya seorang Anies Rasyid Baswedan, dan jika dimaknai lebih lanjut lagi bahwa kata “anisun’ yang seakar dengan kata “insaan”, maka dua kata ini memang memiliki satu kesatuan fungsi yaitu kata “anisun” dan kata “insaan” yang kemudian akan membentuk sebuah konstruksi/bangunan hubungan nilai-nilai kemanusiaan (al-insaniyyah) yang sangat “harmonis” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anies Rasyid Baswedan yang menjadi Calon Presiden Republik Indonesia memiliki kemampuan komunikasi yang unggul dan memiliki konsep tentang arah perubahan Indonesia, berpengalaman dalam memimpin DKI Jakarta dan memiliki rekam jejak yang “is the best” yang kemudian akan membangun nilai-nilai keadilan dan kesetaraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Dan, lebih-lebih Anies akan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis antar sesama umat beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk “Daar al-Salaam” yang artinya adalah negara damai dan aman yang berdasarkan pada PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945). Maka dapat dimaknai bahwa kata “anisun” adalah menciptakan harmonisasi antar sesama anak bangsa untuk menjadikan bangsa Indonesia yang adil dan makmur untuk semua adalah sebuah keniscayaan. Kuncinya adalah wajib melakukan perubahan sebagai kebutuhan yang mendesak untuk menghadirkan kesejahteraan bagi semua rakyat Indonesia dengan sebuah kebijakan negara yang memberikan pelayanan publik yang terjangkau dan berkualitas bagi semua warga negara Indonesia dengan memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, kebutuhan pangan, transportasi, energi dan pelayanan informasi yang biayanya harus murah dan tidak boleh mahal harganya karena semua itu adalah hak dasar dan hajat hidup bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kata “anisun” yang identik dengan kelaki-lakian menjadi simbol kekuatan bagi seorang Anies Rasyid Baswedan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang harus kuat agar terbangunnya nilai-nilai keadilan dan kemakmuran yang kemudian melahirkan secara nyata kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka tidak ada yang namanya kata “menyerah” bagi seorang laki-laki yang bernama Anies Rasyid Baswedan karena dia ini berstatus sebagai “anisun” untuk kemudian tampil ke depan untuk membela nasib rakyat dan demi memastikan sebuah gerakan perubahan nasib bangsa ini menuju masa depan yang mencerahkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Anies Rasyid Baswedan harus memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi terbarukan dan menguatkan kedaulatan kemaritiman/kelautan bangsa Indonesia. Laki-laki Anies harus mampu mengentaskan kemiskinan dengan memperluas kesempatan usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan, mewujudkan upah yang berkeadilan bagi buruh dan karyawan pabrik, menjamin kemajuan ekonomi kerakyatan berbasis kemandirian dan pemerataan, serta menaikkan harga kopra, cengkih, pala serta gabah dan padi bagi kelompok petani. Membangun kemajuan perkotaan dan pedesaan yang manusiawi dan berkeadilan serta saling menjaga keharmonisan sesama warga kota dan desa.

Laki-laki Anies merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang katanya memiliki rekam jejak yang bersih karena sampai hari ini dia belum pernah tersandung dengan persoalan hukum, maka diharapkan untuk berkomitmen agar dapat memulihkan kualitas demokrasi bangsa ini di masa mendatang, menegakkan hukum dan HAM, melakukan pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih kepada siapa pun, sepanjang dia berpotensi melakukan tindak pidana korupsi maka harus diproses dan diadili serta diputuskan berdasarkan putusan pengadilan yang seadil-adilnya, termasuk membuat kebijakan negara untuk kemudian memiskinkan para koruptor yang sudah mencuri uang negara/rakyat sebagai bentuk efek jera yang efektif bagi penyelenggara negara, agar dia memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak melakukan dugaan tindak pidana korupsi dan dia akan sangat hati-hati jika diberikan jabatan untuk mengurus dan mengelola keuangan negara, maka dia harus meletakkan aturan di depannya dalam mengambil kebijakan/keputusan yang harus berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Maka meletakkan aturan di depan sebagai panglima untuk mewujudkan rasa keadilan untuk semua patut untuk diimplementasikan, hanya saja yang perlu laki-laki Anies Rasyid Baswedan perjuangkan juga adalah agar sedapat mungkin untuk menaikkan gaji/salary bagi pegawai negeri sipil dan atau aparatur sipil negara wa bil khusus untuk wajib menaikkan gaji/salary bagi guru dan dosen untuk setiap bulannya itu sebesar Rp25 juta, karena pekerjaan dosen dan guru itu adalah sangat mulia maka derajat gaji/salary-nya juga harus mulia derajatnya ke tingkat derajat yang paling tinggi. Perasaan dan suasana kebatinan yang dirasakan oleh dosen dan guru dari dulu sampai hari ini masih sama dan tidak ada perubahan rasa ini, apalagi laki-laki Anies Rasyid Baswedan adalah pernah menjadi seorang guru dan dosen bahkan pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang kemudian diberhentikan di tengah jalan oleh Presiden Republik Indonesia. Sehingga laki-laki Anies Rasyid Baswedan pasti sangat memahami dan merasakan rasa dan perasaan yang hari ini diderita oleh seorang guru dan dosen, karena Anies Rasyid Baswedan adalah metamorfosis dari anatomi guru dan dosen di Indonesia hari ini.

Dengan demikian, saya, anda dan kita semua menaruh ekspektasi/harapan yang akbar kepada engkau wahai laki-laki Anies Rasyid Baswedan yang jika dirimu insya Allah terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia pada pelaksanaan Pemilihan Presiden kali ini, maka lakukan, kerjakan dan buatlah kebijakan negara dengan tanda tanganmu sendiri untuk mewujudkan rasa keadilan, dan kemakmuran untuk menciptakan kesejahteraan untuk semua sesuai dengan apa yang telah engkau janjikan kepada saya, anda dan kita semua sebagai rakyat Indonesia. Maka di sinilah kata “Anisun” dan nama “Anies” akan bersenyawa untuk harmonis demi terwujudkan rasa keadilan dan kemakmuran untuk kesejahteraan pendapatan bagi guru dan dosen dengan cara nanti jika engkau laki-laki Anies Rasyid Baswedan terpilih sebagai Presiden RI, maka segera dapat memanggil Menteri Keuangan dan perintahkan kepadanya agar segera menaikkan gaji/salary guru dan dosen dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sebagaimana hal ini yang pernah dilakukan oleh Gus Dur dalam menaikkan gaji/salary bagi guru dan dosen ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat, Amin. Wallahu ‘alam Bishshawab. (*)