Opini  

Nasib Masyarakat Lingkar Tambang di PT Huafei, Halmahera Tengah

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat

_____

PEMBAHASAN soal tambang di Maluku Utara bukan lagi hal yang baru. Kali ini akan dibahas khusus tambang di wilayah Halmahera Tengah. Dimana sejak 2018 PT. IWIP beraktivitas telah menimbulkan pengaruh buruk untuk lingkungan di desa lingkar tambang. Misalnya, seperti debu dan polusi yang berpengaruh pada peningkatan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) yang dari dua ratus kasus menjadi sepuluh ribu kasus sejak 2020-2023.

Pada awal Februari 2024 telah beredar kabar bahwa pabrik yang mengelola baterai akan segera beroperasi. Namun, mendengar kabar ini justru menyedihkan. Mengapa? Karena letak pabriknya amat sangat dekat dengan pemukiman warga Desa Lelilef Sawai dan Lelilef Waibulan. Dimana sudah dipastikan debu dan polusi akan lebih parah lagi.

Sungguh ini kondisi yang sangat prihatin. Dimana pada saat PT. IWIP beraktivitas saja, telah merusak lingkungan desa lingkar tambang. Dimana pencemaran sungai-sungai di Desa Lukulamo, kemudian sungai Sagea yang sempat heboh di akhir tahun 2023. Sekarang mau ditambah lagi pabrik baterai yang tentu akan lebih mencemari lingkungana dan menambah debu dan polusi di udara.

Dampak Pabrik Baterai Kepada Masyarakat Lingkar Tambang

Untuk membangun pabrik ini telah banyak hutan dan kebun yang ditebang. Lingkungan menjadi gersang dan menimbulkan banyak penyakit, salah satunya ISPA. Data dari puskesmas Lelilef bahwa terdapat 10.000 kasus penderita ISPA. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Puskesmas Weda Tengah pada Agustus 2023. Adapun fakta terbaru bahwa penderita HIV-AIDS di Halmahera Tengah meningkat dari tahun ke tahun. Jika ditambah lagi debu dan polusi pabrik baterai maka tentu angka penderita ISPA akan makin meningkat.

Desa-desa lingkar tambang yang diprediksi kena dampak dari debu dan polusi pabrik baterai adalah desa Lelilef, Lukulamo, Gemaf, dan Sagea. Hal ini sudah dirasakan masyarakat sejak aktivitas PT. IWIP dan akan menjadi lebih parah di tahun 2024 ini dengan aktivitas pabrik baterai PT. Huafei HFCN.

Aktivitas PT. Huafei akan membuat masyarakat lingkar tambang makin menderita. Terlebih lagi yang paling dekat yakni Desa Lelilef yang bertetangga dengan pabriknya. Hal ini mengingatkan apa yang dialami warga Kawasi, Pulau Obi, Halamahera Selatan. Dimana mereka direlokasi paksa dan saat ada yang protes bisa masuk penjara. Akan tetapi melihat persoalan di Halteng ini lebih parah, dimana tidak disiapkan perumahan di Kawasi. Jika terjadi relokasi pun tidak tahu mau kemana. Dilihat lagi mayoritas masyarakat yang telah membangun usaha seperti kosan yang masih berutang banyak pada pihak Bank. Tentu ini pilihan yang berat, dimana bertahan hidup berdampingan dengan debu dan polusi yang membunuh? Atau pergi meninggalkan tempat tinggal dan terbebani dengan utang. Sungguh keduanya bukan pilihan yang baik.

Akar Masalahnya

Apa yang terjadi di Halteng dan wilayah-wilayah tambang adalah akibat dari penerapan sistem kapitalisme. Negara memberikan kebebasan untuk individu atau kelompok untuk menguasai harta umum dengan investasi. Mengapa demikian? Karena negara dalam kapitalisme berfungsi sebagai regulator yang memberikan kebebasan pada swasta untuk mengelola harta umat.

Indonesia telah menerapkan UU Penanaman modal sejak masa Pak Harto. Peraturan ini masih dipertahankan Indonesia hingga kini. Bahkan lebih masif masuknya investor pada masa kepemimpinan Jokowi. Hal ini yang dirasakan warga Maluku Utara yang terus berdatangan investor baru.

Kapitalisme memberikan kebebasan individu untuk menguasai harta umat. Hal ini bisa dilihat dengan penguasaan tambang-tambang yang dikuasai oleh swasta. Walhasil yang kaya makin kaya dan miskin makin melarat. Ditambah lagi sistem pemerintahan demokrasi yang makin melanggengkannya.

Penguasanya juga dibuat tunduk pada investor. Seperti yang terjadi di Maluku Utara tahun lalu, dimana Pemprov tidak mampu tegas pada PT. IWIP dalam pembayaran pajak kendaraan. Juga kasus pencemaran sungai Sagea yang terlihat DLH tidak berpihak ke umat melainkan para investor.

Kondisi yang buruk ini harusnya segera kita usaikan. Tidak hanya dengan memilih pemimpin baru, tetapi perlu juga mengganti sistem rusak kapitalisme dengan sistem terbaik. Indonesia telah berkali-kali ganti pemimpin dari seorang orator handal hingga ulama juga pernah menjadi pemimpin negara ini. Namun tidak membawa dampak baik untuk kehidupan umat. Mengapa? Karena yang rusak itu sistemnya. Diibaratkan sistem adalah mesin mobil dan pemimpin adalah sopir, jika mesin mobilnya rusak mau ganti supir (presiden) seribu kali pun tak akan bisa mobil itu berjalan baik. Maka harus diganti sistemnya (mesin) dan memilih pemimpin yang paham mengendarai mobil. Dengan demikian maka akan terwujud kehidupan yang lebih baik.

Ganti Kapitalisme dengan Islam

Sudah saatnya mengantikan kapitalisme yang menimbulkan banyak masalah. Sebab kapitalisme-lah membuat rusaknya lingkungan di Halteng dan wilayah-wilayah lain. Lingkungan rusak manusia pun jadi sakit. Maka harus diperbaiki lingkungan agar tercipta kehidupan yang baik dan sehat. Bagaimana cara mewujudkannya?

Manusia dalam hidup diberikan pilihan jalan mana yang mau ditempuh untuk mencapai tujuannya. Jalan hidup itu disebut ideologi. Ideologi di dunia menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani terbagi menjadi tiga yaitu sosialis komunis, kapitalisme, dan Islam. Ketiga ideologi ini telah mencetak peradabannya masing-masing. Sosialis pernah berjaya namun tak lama, tepatnya pada tahun 1991. Ideologi ini runtuh bersama dengan runtuhnya Uni Soviet. Kapitalisme sedang dalam perjalanannya sejak 1924 saat Kemal Attaturk memproklamirkan Turki sebagai negara sekuler. Telah berjalan seratus tahun lamanya, kapitalisme dan berbagai penderitaan umat dirasakan di berbagai penjuru dunia seperti Palestina, Rohingya di Myanmar, Uyghur dan Indonesia termasuk Halteng.

Lalu masihkan kita ingin bertahan hidup dalam kapitalisme sedangkan ada Islam?. Islam pernah mengukir peradaban di dunia sejak diutusnya manusia paling mulia di dunia, Rasulullah Muhammad Saw yang berjuang mendakwahkan Islam hingga hijrah ke Madinah dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Islam berjaya 1400-an tahun lamanya dan kehidupan yang dihasilkan adalah kehidupan yang aman, nyaman, tentram, dan diridhoi oleh Sang Pencipta. Tidakkah kita menginginkan kehidupan yang diridhoi Allah SWT Sang Pencipta manusia sekaligus Pengatur? Kita adalah mahkluk yang diciptakan Allah harusnya mengikuti aturan Allah agar bahagia.

Gantilah sistem hidup dengan Islam agar tercipta kehidupan yang baik. Manusia hidup diciptakan Allah dan telah diberikan aturan hidup dari Alquran dan Sunnah. Telah Allah sempurnakan juga Islam sebagai jalan hidup manusia. Mengapa kita masih memilih kapitalisme yang datangnya dari kafir? Yang apabila terus dipakai akan membawa ke neraka. Pilih mana surga atau neraka? Wallahualam bishawab. (*)