Oleh: Fitri Sahril
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
MASYARAKAT nelayan sering dinilai lebih terbelakang daripada masyarakat di perkotaan dalam hal pembangunan, dalam arti seluas-luasnya. Padahal mereka dapat mencukupi hidup keseharian jika bisa menjaganya dengan baik. Namun semua itu hanya bersifat memenuhi kebutuhan primer saja. Untuk Kecamatan Tanjung Mutiara merupakan urat nadi perekonomian utama sejak tahun 1910-an kondisi pasar itu mengalami perubahan yang sangat berarti, sehingga kegiatan perdagangan barang lebih bergairah. Akibatnya adalah terjadi perubahan sentral penjualan ikan dari tempat pelelangan ikan (TPI) ke pasar tradisional.
Pada tahun 1980-an peranan Bandar Tanjung Mutiara dalam perdagangan dan pelayaran mulai mengalami kemersotan. Banyak para perdagangan lokal tidak lagi singgah atau menuju Kecamatan Tanjung Mutiara, akan tetapi mereka mencukupi kebutuhan di pasar-pasar yang tumbuh spontan di sepanjang jalan raya Lubuk Alung, simpangan empat, terutama Anatar manggoph dan simpangan empat, seperti simpangan tigo, bawan kenali, dan sebagainya.
Kondisi umum ekonomi masyarakat Kecamatan Tanjung Mutiara telah menurun sejak tahun 1970-an sehingga kapal layar tidak nyaman kembali, citra kecamatan sebagai ekonomi yang makmur di pantai barat pulau Sumatra dan di Kabupaten Agam khusunya sangat sulit karena tidak terdapat lagi kunjungan kapal dari pelabuhan lain, sehingga pelabuhan Kecamatan Tanjung Mutiara menjadi sepi. Akan tetapi aktivitas perekonomian di luar pelabuhan seperti pasar Kecamatan Tanjung Mutiara semakin mengalami kemajuan.
Sekalipun demikian, kehidupan nelayan di Kecamatan Tanjung Mutiara sudah mendapat perhatian pemerintah sejak tahun 2008, misalnya dalam bentuk pemberian Bantuan Sosial Mikro (BSM). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan.
Adanya bantuan yang diberikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Agam, para nelayan itu berhasil mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), pembenahan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), khusus untuk nelayan. Selain itu Pemerintah Daerah dan Dinas Kelautan dan Perikan juga ikut memberikan bantuan berupa peralatan penangkapan ikan, seperti jaring udang dan nankalong dan pembangunan rumah tempat tinggal nelayan. Pemerintah mendirikan rumah untuk nelayan di pesisir jorong sebanyak 12 hunian. Pendirian mushala dan bantuan untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), bantuan kapal Piper, mesin Robin yang berkekuatan tinggi, jaring ikan, pukat insang, dan bantuan pohon pinus sebanyak 800 batang. (*)