Oleh: Trisna Amrida
______
MASALAH terbesar itu masalah yang datang dari internal (diri sendiri). Hal sederhana tetapi menjadi bumerang dalam kemampuan pengembangan diri sehingga kerap menghadirkan banyak persoalan. Hal tersebut pula yang mengakibatkan seseorang selalu merasa tertinggal dan tak memiliki harapan atas kemampuan yang dimiliki. Memahami bahwa setiap orang terlahir memiliki kelebihan dan kekurangan. Kemampuan dan potensi. Peluang berhasil juga kegagalan adalah keniscayaan yang menjadi salah satu solusi seseorang dapat keluar dari ikatan masalah internal tersebut.
Dan sebenarnya, atas kemampuan yang kita miliki ada banyak sekali pertimbangan untuk pengembangannya, hanya saja kita selalu menggunakan mindset putus asa sebelum berjuang.
Sebagai orang yang terus tumbuh, menghadapi setiap zaman yang berubah, melihat lebih intens ke dalam diri sendiri adalah sebuah keharusan. Untuk melejitkan diri dan untuk tidak mengalami stagnasi, dan ini berlaku bagi generasi apapun. Milenial, gen Z atau alpha sekalipun.
Sehingga, ada beberapa hal yang harus dilakukan seseorang untuk menakar kapasitas diri dalam penyelesaian masalah internal tersebut.
1. Siap menjadi pribadi “Pembelajar”
Menempa diri keluar dari kebiasaan adalah keharusan. Menelaah sejauh mana kesempatan itu bisa menjadi peluang yang sesegera mungkin ditangkap. Misalnya, kemarin kita merasa begitu sangat kurang. Lalu, kita mengambil langkah, satu demi satu keluar membuka diri, niatnya menutup lubang-lubang kekurangan tadi. Ternyata semakin melangkah, kita pun semakin menemukan kekurangan yang lebih banyak. Sampai kapan? S e t e r u s nya!
Sehingga, kita memang dituntun untuk menjadi pembelajar ulung. Ambil peluang apapun di depan. Siapa kita, merasa sudah begitu cukup dengan semua proses. Karena, kita ini hanya ruang kosong yang perlu terus diisi, untuk kemudian mengisi.
Maka, atas semua hal yang akan kita hadapi untuk membentuk diri sebagai seorang “pembelajar”, langkah awalnya adalah: Set your personal rules. Belajar Mengetahui apa yang kita inginkan dan paling baik untuk kita, hal ini akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan sesuai dengan fokus hidup kita dan siap dalam semua kondisi dengan tidak terintimidasi melainkan melihat dari sisi positif yaitu “pembelajaran”.
2. Sadar akan kemajuan
Salah satu perasaan yang paling memuaskan adalah perasaan bahwa kita mengalami kemajuan. Dan hal ini, dapat dilakukan ketika kita dengan sadar memantau kebiasaan berulang yang kita lakukan. Tapi siapa sangka, pemantauan kebiasaan ini juga bisa menjadi jebakan yang mengantarkan kita pada drama gelap kehidupan. Mengapa? Setiap kita biasanya memantau kemajuan yang kita raih dengan peningkatan angka. Misal, dari nilai yang biasa kita dapat 7 berubah menjadi 9. Atau uang yang biasa kita hasilkan 1.000 per hari menjadi 2.000 per hari. Lalu kita hitung itu sebagai sebuah kemajuan. Kita lupa pada KENIKMATAN PROSES, SEBAB dan AKIBAT.
Dalam buku “Atomic Habits” yang di tulis James Clear, mengungkapkan; dalam dunia yang digerakkan oleh data, kita cenderung menghargai angka secara berlebihan dan meremehkan hal yang hanya sebentar dan sulit dikuantifikasi. Kita mengira faktor yang dapat kita ukur merupakan faktor satu-satunya yang ada, hanya karena kita dapat mengukur sesuatu tidak berarti itulah yang paling penting, dan hanya karena kita tidak dapat mengukur sesuatu tidak berarti itu sama sekali tidak penting.
Dan ukuran terhadap angka bisa menjadi penyebab kemenangan-kemenangan yang tak berskala bisa efektif untuk menurunkan berat badan, depresi dan hal-hal kelam lainnya. Tentunya ada banyak cara untuk mengukur kemajuan dan kadang ada baiknya memindahkan fokus pada sesuatu yang sama sekali berbeda bukan hanya tentang angka.
Sehingga, tak peduli bagaimana kita mengukur perbaikan kemajuan kita, yang pasti pemantauan kebiasaan menawarkan cara sederhana untuk menjadikan kebiasaan kita lebih memuaskan. Yaitu, tiap pengukuran yang menyediakan sedikit bukti kecil bahwa kita bergerak ke arah yang benar dan ada kenikmatan langsung meski sebentar untuk pekerjaan yang dijalankan dengan baik; kita sebut adalah KEMAJUAN.
3. Networking/kerja sama
Jangan takut membangun relasi. Terlibat dalam berbagai ruang komunitas atau organisasi dapat mengantarkanmu memiliki jaringan yang banyak. Dan ini adalah peluang besar menempah diri untuk lebih mengenal seberapa besar kemampuan yang dimiliki sejauh ini. Semakin banyak bekerja sama, semakin banyak kita berproses, kita akan semakin banyak belajar mengukur kapasitas diri. Sudah sejauh mana kita berkembang atau sejauh mana kita tertinggal.
Kelilingi orang-orang di sekitarmu dengan mereka yang sibuk membicarakan ide dan persiapkan mimpi-mimpi besar. Orang yang tak berputus asa dengan kegagalan serta orang-orang yang pandai memanfaatkan peluang. Karena dengan demikian, kamu akan ikut menjadi pribadi yang bijak dalam menentukan pilihan serta siap bertahan hidup dalam kondisi apapun.
4. Temukan passion
Mengetahui passion kita yang sebenarnya, sangat penting agar bisa menjalani hidup dengan semangat, maksimal dan memperoleh hasil (secara ekonomi) yang lebih baik, tanpa merasa “menderita” atau seakan-akan tertekan.
Kalau kata Ollie dalam suguhannya “The power in you” mengungkapkan: Passion adalah perasaan yang sangat kuat dan antusiasme untuk melakukan suatu kegiatan, biasanya terkait hal-hal yang kita cintai.
Inilah yang membentuk sebuah sikap. Sehingga, jangan heran jika ada sebagian orang yang saat mengerjakan sesuatu, (kadang adalah bukan basic keilmuannya) malah merasa sangat enjoy, bahagia meski tidak menghasilkan uang sekalipun.
Ia terus melakukannya dengan begitu bersemangat. Saat ditanya mengapa? Simpel, mungkin ia hanya akan mengatakan bahwa karena “menyukai” hal tersebut. Kemudian, terus melakukannya. Melalui itu pula, kesempatan-kesempatan berkembang lebih besar menjadi sesuatu yang lebih mudah.
Passion juga menjadi sebuah energi besar dalam diri tuk mengerjakan sesuatu. Karena sejatinya, dalam mengerjakan sesuatu, kita memang perlu fokus, ikhlas dan tentunya bahagia sehingga hasilnya maksimal. Hal ini juga yang akan bisa membantu kita mengukur kapasitas diri yang dimiliki.
5. Nikmati tantangan
The best achievement is when you have no problem with the challenges that come in your steps to reach your big dreams. Kalau kata Gamal Albinsaid ” Nikmat tantangan yang kamu dapati, karena di sanalah orang kuat dibesarkan”.
Jangan gampang putus asa atau menyerah. Tantangan adalah tangga-tangga kecil menjadikan diri lebih peka terhadap kebijakan hidup yang akan diambil.
6. Refleksi
Refleksi diri membantu meningkatkan kesadaran diri, memungkinkan seseorang untuk lebih memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan motivasi pribadi. Dengan menyadari aspek-aspek ini, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih sesuai dengan identitas dan tujuan hidup mereka ke depannya serta lebih mudah dalam menangani masalah-masalah internal yang hadir dalam diri sendiri.
Refleksi harus senantiasa dilakukan agar tidak menjadikan seseorang stagnan dalam berbagai perkembangan diri yang ingin ditingkatkan. (*)