Opini  

Derita Rakyat Lingkar Tambang

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat

_____

WEDA Tengah bisa disebut daerah pertambangan. Sejak 1990-an telah masuk perusahaan tambang, yakni PT Weda Bay Nikel yang hingga kini masih eksis. Kemudian 2010 ada juga PT Tekindo dan 2018 PT IWIP.

Kami lahir dan besar di Lelilef. Kami menyaksikan perubahan lingkungan yang makin hari makin buruk. Sungai-sungai yang dahulu dinikmati keindahannya, dimanfaatkan air dan isinya untuk keperluan warga, kini tercemar oleh limbah pertambangan. Lihatlah sungai Wosia yang tidak jauh dari Bandara Chekel, dahulu warga Lelilef Waibulen dan Lelilef Sawai menjadikannya tempat peknik, mencuci pakaian, mencari ikan, juga mengambil air untuk keperluan masak dan minum. Namun, kini keindahan itu hilang akibat aktivitas pertambangan.

Sungai Kobe yang merupakan sungai terpanjang dahulunya warga mengambil kerang. Kerang itu dikelola menjadi makanan lezat dan selalu dinantikan. Kini kerang itu telah tercemar oleh limbah sehingga warga tidak lagi mengonsumsinya. Kebun kelapa papaku yang letaknya di pesisir pantai yang bersebelahan dengan PT Tekindo juga tercemar sehingga tidak bisa dimakan dan dikelola lagi.

Dampak buruk lain adalah debu yang tiada hentinya selama musim panas. Becek bak bukit di jalanan setiap hujan adalah penampilan baru Weda Tengah 5 tahun belakangan. Hingga banjir yang juga terus melanda. Seperti pada 20-24 Juli 2024 dan 2 Agustus 2024 ini. Semua derita ini diakibatkan rusaknya lingkungan karena aktivitas pertambangan yang merupakan hasil penerapan sistem kapitalisme.

Kapitalisme Dalang Rusaknya Lingkungan Weda Tengah

Sistem kehidupan (ideologi) di dunia ini menurut Syekh Taqiyuddin An Nabhani ada tiga yakni sosialis termasuk komunisme, kapitalisme, dan Islam. Indonesia jelas bukan negara sosialis juga bukan negara Islam. Oleh karena itu, Indonesia adalah negara yang mengambil ideologi kapitalisme.

Mengapa disebut kapitalisme, karena yang paling menonjol dari sistem ini adalah ekonominya yang dikenal dengan ekonomi kapitalisme. Ideologi ini berasas pada sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Agama tidak dipisah dari pemerintahan (demokrasi), agama dipisah dari pergaulan (liberalisme), juga agama dipisah dari ekonomi (kapitalisme). Walhasil, aturan Tuhan tidak dipakai. Oleh karena itu, manusia membuat peraturannya sendiri.

Negara dalam kapitalisme berperan sebagai regulator yang memberikan peluang pada kapitalis untuk mengurusi urusan rakyat. Sehingga terjadinya privatisasi sumber daya alam oleh investor. Walhasil, harta rakyat dikuasai investor yang tujuan mereka adalah bisnis, bukan mengurus rakyat. Dengan demikian, sekaya apa pun negeri ini tidak akan membuat rakyatnya sejahtera. Terbukti hingga kini Indonesia masih belum sejahtera. Weda Tengah punya nikel tetapi sengsara.

Ganti Sistem Solusi Tuntas

Harta rakyat harusnya dikelola negara untuk kepentingan rakyat. Nikel dikelola negara bisa menyejahterakan rakyat. Akan tetapi membutuhkan pemimpin yang amanah. Jika tidak amanah, korupsi merajalela. Pemimpin amanah sulit ditemukan dalam demokrasi, karena pemilu bisa dimanipulasi sehingga oligarki yang terus berkuasa.

Jika demikian, lalu bagaimana caranya agar kita sejahtera? Caranya dengan ganti sistem hidup. Kapitalisme dan sosialisme terbukti telah gagal mengatur kehidupan. Maka pilihannya adalah Islam. Yang diberikan Allah melalui manusia terbaik (Rasulullah Saw) yakni untuk seluruh manusia. Mengapa harus Islam? Karena Islam adalah ideologi yang sempurna mengatur kehidupan manusia serta telah terbukti oleh sejarah.

Islam memiliki sistem pemerintahan yang disebut khilafah. Dalam Islam memilih pemimpin tidak bisa curang, karena pertimbangannya adalah ketaatan. Syarat-syarat menjadi pemimpin juga jelas, calon khalifah harus yang memahami agamanya dengan baik agar tidak berlaku zalim pada rakyatnya. Ia takut kepada azab Allah sehingga senantiasa muhasabah sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab.

Pemimpin yang taat dan sistem yang sempurna akan membawa manusia pada kesejahteraan dan ridha Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman :

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Araf ayat 96)

Dengan ketaatan, Insyaallah musibah banjir berkepanjangan akibat rusaknya lingkungan tidak terjadi lagi. Selain itu juga Islam memilki aturan tentang pertambangan yang akan mengatur agar tidak terjadi kerusakan permanen. Islam melarang berbuat kerusakan di darat maupun di laut. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al A’raf: 56)

Sejatinya pertambangan bisa dijalani tanpa harus merusak alam secara permanen. Itu semua akan dilakukan oleh negara dalam mengelola tambang. Islam telah melarang harta umat dikuasai oleh investor. Hal ini sebagaimana Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Dari hadis di atas, maka tidak akan kita temukan tambang seperti hari ini. Semua tambang yang dikuasai swasta seperti PT IWIP dan lainnya akan dikembalikan ke negara. Negara akan memperbaiki lingkungan yang telah rusak oleh pertambangan. Negara juga akan melayani rakyat dengan baik. Termasuk negara akan memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Sehingga tidak perlu khawatir jika nanti tidak ada perusahaan mau kerja dimana.

Dalam Islam, setiap laki-laki yang sanggup bekerja akan difasilitasi negara untuk bekerja. Dengan demikian, terpenuhi kebutuhan keluarga sehingga keluarga bisa menjadi lebih baik. Kehidupan dalam Islam tidak akan sesulit hari ini. Pernah ada dalam sejarah seorang pengangguran yang sakit, tetapi karena ia belum dapat pekerjaan ia sudah sembuh pun masih tetap di rumah sakit. Ia masih dilayani dengan baik dan tentu gratis, walaupun nakes-nya tahu ia sudah sembuh. Kemudian saat diketahui ia belum punya kerja maka diberikan pekerjaan dan ia akhirnya keluar dari rumah sakit tidak lagi nganggur. Luar biasa bukan?

Kisah para pekerja dalam Islam juga tidak sesadis parah buruh hari ini. Dalam Islam dianjurkan untuk memberi upah kepada para pekerja sebelum keringatnya kering. Rasulullah Saw. bersabda:

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih).

Para majikan juga diharuskan memperlakukan pekerjanya dengan baik. Pernah dikisahkan dua orang pemuda yang kelaparan, kemudian memotong hewan peliharaan majikannya. Akan tetapi hal ini membuat sang majikan marah dan melaporkan pada Khalifah Umar. Dipanggillah kedua pemuda itu, lalu ditanya alasannya. Mereka berdua menjawab kami lapar dan tidak diberi makan. Sikap Khalifah Umar malah memarahi majikan mereka serta dikenai denda untuk para pekerjanya karena ia menelantarkan para pekerjanya.

Begitu luar biasanya Islam mengatur kehidupan manusia. Oleh sebab itu, singkirkan segala kekhawatiran yang tidak jelas. Bersatulah untuk mewujudkan sistem Islam dalam kehidupan, karena hanya Islam-lah yang mampu menyejahterakan manusia dan mendapat ridha Allah SWT. Islam adalah solusi atas segala permasalahan manusia baik yang di Weda Tengah hingga Palestina. Wallahu a’lam bishawab. (*)