JAILOLO, NUANSA – Proyek perbaikan jembatan wisata Rappa Pelangi Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, yang sangat dinantikan terhambat. Ini karena dana pokok pikiran (pokir) aspirasi masyarakat yang dititipkan kepada Ketua DPRD Ibnu Saud Kadim untuk diperjuangkan tak kunjung dicairkan. Hal ini menjadi kendala serius bagi upaya perbaikan infrastruktur di kawasan wisata tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga (Kadisparpora) Halmahera Barat, Fenny Kiat, mengatakan hingga saat ini belum ada progres perbaikan terhadap jembatan yang menjadi akses utama menuju Rappa Pelangi.
“Hal itu karena untuk pokir dari Ketua DPRD Halbar, Ibnu Saud Kadim, tahun ini memang belum cair,” ujarnya kepada wartawan.
Selain jembatan, kondisi cottage atau vila yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) juga mengalami kerusakan dan tidak dapat digunakan. Meskipun begitu, Dinas Pariwisata berencana membangun dua unit cottage baru di tahun ini untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan.
Namun, pembangunan cottage tersebut diperkirakan akan dilakukan secara bertahap mengingat anggarannya yang cukup besar. Diharapkan pada tahun depan, dana alokasi khusus (DAK) dapat membantu untuk memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur di Rappa Pelangi.
Fenny menambahkan, kondisi fasilitas seperti cottage yang toiletnya berada di luar masih menjadi kendala, terutama bagi pengunjung perempuan.
“Untuk cottage yang lama, toiletnya berada di luar, dan ini membuat pengunjung, terutama perempuan merasa tidak nyaman,” jelasnya.
Hal ini menjadi masalah karena setelah pembangunan 10 unit cottage dengan fasilitas toilet di dalam, pengunjung cenderung lebih memilih fasilitas yang lebih nyaman tersebut. Rencana renovasi cottage lama pun muncul.
Fenny juga menyarankan ke Bupati James Uang agar cottage dengan toilet di luar dapat di-upgrade untuk menyamakan standar dengan cottage yang menggunakan toilet dalam dengan fasilitas biotech. Namun, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit, sehingga untuk tahun ini, hanya dua unit cottage yang akan direnovasi.
Selain itu, Dinas Pariwisata juga merencanakan pembangunan restoran di Rappa Pelangi tahun ini, untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang seringkali membutuhkan fasilitas makan.
Awalnya, pembangunan restoran ini diusulkan melalui dana pemulihan ekonomi nasional (PEN), namun karena pemangkasan anggaran, hanya 10 unit cottage dan lobi yang dapat dibangun. Untuk tahun ini, pembangunan restoran dianggarkan melalui dana alokasi umum (DAU), yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung yang ingin menikmati sarapan dan makan lainnya.
Dengan adanya anggaran yang terbatas, Fenny berharap infrastruktur di Rappa Pelangi dapat diperbaiki dan ditingkatkan secara bertahap, sehingga para wisatawan dapat menikmati fasilitas yang lebih nyaman di masa mendatang.
Di sisi lain, Fenny mengungkapkan tahun lalu, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata melampaui target 61 persen. Tahun ini, per Agustus 2025, PAD dari Rappa Pelangi sudah 99 persen dari target Rp700 juta.
Sementara salah satu pekerja mengaku, bahwa ada beberapa titik jembatan telah dilakukan perbaikan. Namun belum dikerjakan semuanya.
“Termasuk, di depan cottage dan juga jembatan yang menuju ke WC yang posisinya di luar, sudah diperbaiki, namun jembatan yang menuju kantin belum diperbaiki,” ujarnya. (adi/tan)