Oleh: Nur Hikmah
________________________
DI tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, pemuda muslim Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam mempertahankan identitas dan jati diri mereka. Tekanan dari berbagai arah baik dari media sosial, lingkungan pergaulan, hingga tuntutan ekonomi seringkali membuat kita kehilangan arah dan tujuan hidup. Kita hidup dalam era di mana nilai-nilai materialisme dan individualisme mendominasi, menjadikan banyak dari kita terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan hedonistik yang ditawarkan oleh sistem kapitalisme. Kita seringkali lebih fokus pada pencapaian materi dan popularitas di media sosial, daripada membangun karakter dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Namun, sebagai bagian dari generasi muda yang mayoritas di Indonesia, kita memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 69,25% penduduk Indonesia berada dalam usia produktif (15–64 tahun). Ini adalah peluang emas yang tidak boleh disia-siakan. Sebagai pemuda muslim, sudah saatnya kita kembali kepada nilai-nilai Islam yang sejati. Menjadi produktif bukan hanya soal bekerja keras, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan waktu dan tenaga kita untuk hal-hal yang bermanfaat dan diridhai Allah.
Menjadi pemuda muslim yang produktif dan tangguh di era sekarang bukanlah tugas yang mudah. Meskipun upaya individu dan keluarga sangat penting, hal demikian tidak cukup diyakini begitu saja. Diperlukan lingkungan masyarakat yang sehat dan negara yang mendukung nilai-nilai Islam secara menyeluruh.
Ulah dari kerusakan saat ini didasari penerapan sistem sekuler yang saat ini mendominasi. Akibatnya, pemuda seringkali dijauhkan dari nilai-nilai Islam yang sejati. Ideologi kapitalisme yang berorientasi pada materi telah meracuni pikiran banyak pemuda, membuat mereka terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan individualistik. Tanpa adanya sistem yang mendukung penerapan syariat Islam secara kaffah, sulit bagi kita untuk membentuk generasi muda yang benar-benar produktif dan tangguh.
Oleh karena itu, kita perlu menyadari bahwa hanya dengan adanya negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh, seperti Khilafah, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter pemuda muslim yang unggul. Negara semacam ini akan memastikan bahwa pendidikan, ekonomi, dan seluruh aspek kehidupan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, sehingga pemuda dapat tumbuh dan berkembang dalam kerangka yang benar.
Dengan demikian, untuk mewujudkan generasi pemuda muslim yang produktif dan tangguh, diperlukan perubahan sistemik yang mendukung penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hanya dengan cara ini (Menegakkan Khilafah Islamiyah secara Kaffah) kita dapat memastikan bahwa potensi besar yang dimiliki oleh pemuda muslim dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kebaikan umat dan bangsa. (*)